WoW dotA Allstars

This is Description

Thursday, May 28, 2015

makalah budi daya jamur



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Pada saat ini banyak industri rumahan yang memproduksi jamur, misalnya jamur tiram putih. Jamur tiram putih merupakanjamur yang banyak dikonsumsi oleh konsumen. Usaha jamur tiram ini tidak begitu sulit dalam melakukan pemeliharaan bibitnya. Hanya saja harus dengan ketelitian dan keuletan dalam mengerjakannya. Usaha ini juga dapat dikerjakan secara individu ataupun kelompok. Untuk itu, karya tulis ini ditulis untuk mengetahui cara-cara tentang budi daya jamur.
Jamur (Fungi) adalah tumbuhan yang memiliki banyak jenis mulai dari yang bisa dimakan atau yang tidak bisa dimakan. Jamur memiliki ciri-ciri yaitu tidak berklorofil, bersifat saprofit, ada yang bersimbiosis, menghasilkan spora. Jamur hitam biasanya ditemukan dibawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari. Ditempat yang lembab jamur akan cepat tumbuh.

1.2       Batasan Masalah
Sesuai dengan judulnya yaitu “Budidaya Jamur” maka kami membatasi permasalahan antara lain :
1.2.1        Tempat jamur berkembang biak
1.2.2        Membudidayakan jamur
1.2.3        Bahan yang diperlukan utuk membudidayakan jamur
1.2.4        Cara-cara membudidayakan jamur
1.2.5        Pemanenan jamur

1.3       Rumusan Masalah
1.3.1      Dimana saja jamur dapat berkembang biak ?
1.3.2      Mengapa memilih untuk membudidayakan jamur ?
1.3.3      Berapa banyak bahan yang diperlukan ?
1.3.4      Bagaimana cara-cara membudidayakan jamur ?
1.3.5      Kapan jamur siap dipanen ?

1.4       Tujuan Penulisan
1.4.1      Untuk mengetahui manfaat budidaya jamur tiram
1.4.2      Untuk mengetahui cara budidaya jamur tiram
1.5       MANFAAT
Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana cara budidaya jamur tiram dengan baik dan cara merawat sampai dengan pemananen

1.6       Metode penulisan atau penelitian
Dengan menggunakan literature (buku Panduan). Mengambil dari berbagai sumber buku biologi tentang jamur tiram dan melakukan penelitian ke tempat budidaya jamur. Dan sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh pembimbing.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1             KANDUNGAN GIZI JAMUR HITAM
2.1.1      Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian dalam Sumarmi (2006). Jamur Tiram mengandung protein rata-rata 3,5 – 4 % dari berat basah hal ini berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis jika dihitung dari berat kering. Jamur tiram mengandung protein yang cukup tinggi yaitu 19,35% apabila dibandingkan dengan produk makanan pokok lainya. Jamur tiram juga mengandung macam-macam amino yaitu lisin, metionim, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenil. 75% lemak dalam jamur tiram adalah lemak tidak jenuh, sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol maupun gangguan metabolisme lipid lainya 28% asam lemak jenuh serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak menurut Listyawati (2005) asam amino esensial jamur tiram sangat direkomendasikan untuk makanan diet sehari-hari.
2.1.2      Menurut FAO (Food Angriculture Organisation)
Dalam setiap 100 gram jamur tiram mengandung protein 13,8 gram, serat 3,5 gram, lemak 1,41 gram abu 3,6 gram. Karbohidrat 61,7 gram kalori 0,41 gram, kalsium 32,9 gram, zat besi 4,1 gram. Dilihat dari kandungan gizinya yang termasuk bahan aman untuk dikonsumsi. Adanya serat yaitu rignoselulosa yang baik untuk pencemaran jamur tiram dapat menurunkan kolestrol pada penderita hiperkolesterol.
BAB III
PEMECAHAN MASALAH

3.1       Dimana saja jamur dapat dikembangbiakan ?
Jamur berkembang biak ditempat yang memiliki kondisi lingkungan dan kelembapan udara serta cahaya yang cukup. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak. Di tempat yang lembab jamur akan cepat tumbuh pada budidaya jamur udara sangat penting agar pertumbuhan jamur baik. Biasanya ditemukan dibawah pohon atau tanaman berkayu bisa juga dibawah daun lebar yang tidak terlalu banyak terkena sinar matahari. Jamur berkembang biak dengan dua cara yaitu vegetatif dan generatif. Vegetatif dengan cara fragmentasi, konidium, zoospora. Secara generatif konjugasi.

3.2       Mengapa Memilih Untuk membudidayakan jamur ?
Jamur sangat mudah untuk dibudidayakan tidak memerlukan tempat yang luas dan tidak memerlukan bahan yang banyak, sehingga banyak sekali usaha rumhana yang membudidayakan jamur.
Dalam membudidayakan jamur tidak harus memiliki keahlian, tetapih harus dengan keteleitian dan keuletan agar jamur bisa berkembang biak harus bersih, sehingga dalam membudidayakan jamur terhindar dari penyakit.

3.3       Berapa banyak bahan yang diperlukan ?
Sebelum memulai cara membudidayakan jamur sebaiknya persiapkan bahan-bahan dan alat-alat antara lain :
Bahan – bahan        :         ~  Serbuk Gergaji
                                            ~ Bibit Jamur
                                            ~  Dedak Halus
                                            ~ Kapur
                                            ~  Pupuk
                                            ~ Air Secukupnya  
                                            ~  Plastik
Alat                        :         ~ Sekop Kecil / Alat Pengaduk
                                            ~  Genitika kaca / atap yang sinar mataharinya bisa masuk kedalam

3.4       Bagaimana cara-cara membudidayakan jamur ?
3.4.1        Proses Pembuatan
Bahan-bahan media tanam dikomposkan selama kurang lebih 15 hari dengan tahapan sebagai berikut :
Serbuk gergaji yang kering direndam pada air berish selama 1 malam kemudian ditiriskan dan dikepal sampai tidak pecah kemudian ditambahkan kapur dan dedak halus. Setelah itu diaduk rata dan dibiarkan selama kurang lebih 5 hari, lalu ditambahkan pupuk dan didiamkan lagi selama 5 hari pengomposan telah selesai.

3.4.2        Proses Pembungkusan
Bahan yang sudah dikomposkan dimasukan pada kantong plastik. Kemudian kedua ujung pangkalnya ditekuk ke dalam sehingga kantong plastik dapat berdiri.
3.4.3        Penanaman Bibit
Setelah proses pembungkusan selesai, masukan bibit jamur dibagian atas diusahakan merata untuk menguatkan ikatan ujung polibek di masukan paralon, kemudian ditutup dengan potongan kertas koran.
3.4.4        Pembukaan plastic / polibek
Setelah polibek sekitar umur 6 – 8 minggu maka polibek dapat dibuka dengan melepas karet dan paralon. Kemudian plastik dikeluarkan ke permukaan agar tumbuh jamur dan mendapat udara yang banyak.
3.4.5        Pemberantasan penyakit
Apabila proses pembuatan dengan sempurna dan bersih maka tidak ada penyakit tetapi apabila polibek terkena penyakit sebaiknya dibuang saja.

3.5                Kapan jamur siap dipanen ?
Jamur akan dipanen setelah 1 minggu dari pembukaan polibek, jamur biasanya terbentuk dan sudah ada yang siap di panen. Cara memenen jamur dengan cara digunting, biasanya plastik yang masih terdapat serbuk gergaji bisa dipergunakan kembali tetapi apabila plastik / polibek terkena penyakit sebaiknya dibuang.

BAB IV
PENUTUP

4.1       Kesimpulan
Budidaya jamur tiram tidaklah sulit dan tidak diperlukan keahlian khusus. Modal atau bahan-bahanya tidak terlalu banyak dan besar mengerjakannya pun tidak menyita waktu yang banyak. Oleh karena itu sangatlah cocok untuk ibu-ibu rumah tangga.

4.2       Saran
4.2.1        Peraltan yang digunakan harus bersih. Peralatan harus dijaga kebersihannya selama melakukan budidaya
4.2.2        Penanaman bibit jamur diusahakan di tempat tertutup dan bersih.
4.2.3        Pada saat mencampur bahan-bahan sebaiknya memakai masker agar campuran tidak terhirup dan masuk ke alam paru-paru.

DAFTAR PUSTAKA

Imaningtyas, sri Ayu (2013) Mandiri Biologi SMA / MA jilid I Penerbit Erlangga Jakarta


Makam Pengulu / Kyai Surgi Desa Tamiajeng





KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan wali sebagai kekasih-Nya, yang dianugerahi kelezatan ibadah dan penyingkapan berbagai rahasia, sekaligus kosong hatinya dari rasa takut dan resah.
Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad: manusia termulia dan sebaik-baiknya pimpinan umat ; dan kepada para istrinya yang telah dinobatkan oleh Allah sebagai ibu kaum Mukminin dan Mukminat ; juga para keluarganya

BAB I
PERTAMA KALI MAKAM MBAH SURGI DIBANGUN

            Fulan, ( sengaja namanya kami samarkan ) yang kesehariannya mencari rumput ( ngarit ) dia juga begitu taatnya kepada ibunya, sehingga dia seperti “Uwes Al-Qorni” dia berangkat mencari ilmu, diwaktu mencari ilmu, diwaktu mencari ilmu, ia disuruh Supratikno Muslim, yang konon diikuti Mbah Abdul Qodir Jilani Sini, untuk melakukan tirakat yang berupa “melek bengi” selama 41 malam,terus 33 malam, dilanjutkan 21 malam, 15 malam, 7 malam, 3 malam, dan diakhiri satu hari satu malam. Setelah fulan menjalani tirakat tersebut, beberapa hari kemudian Mas Tik – begitulah kesehariannya di panggil silaturrohmi kerumahnya Fulan, dan dia bertanya: “ di daerah sini ada berapa makam tuanya….? Begitulah Mas tik bertanya, “ada lima” jawab Fulan “Kyai Surgi, Mbah agung Pinayungan, mbah agung Penanggungan, mbah Surodito, Dewi Sri Utami” lanjut Fulan, Mas Tik berkata “Ramuten Pesareane Kyai Surgi, sopo sejatine Kyai Surgi itu?”.
Pertanyaan yang pantas untuk dicarikan jawaban. Hari terus berlalu, Fulan masih bingung, silaturrohmi lagi ke Pak Sueb, (dia termasuk orang “pinter”) yang akhirnya, Fulan sowan ke Kyai Madun (begitulah keseharian KH. Achmad Ali Ridho dipanggil) dan bertanya sekaligus minta saran tentang Kyai Surgi,
“Kados pundi, misale kulo mbangun pesareane Kyai Surgi?” Fulan bertanya, “Yo apik ae, istilahe melasi” jawab Kyai Madun singkat, jawaban yang singkat itu membuat hati ini bertanya, apakah jawaban seperti itu merupakan Istidroj (ngelulu-jawa) atau apa? Yang jelas jawaban tersebut, memang apa adanya, dan juga menunjukkan keseharian Kyai Madun (jarang bicara), kalau toh jawaban tersebut merupakan Istidroj, Mengapa, pertama kali membangun Makam, bangunan kekurangan batu beliau mengangkut sendiri?, Kyai Madun pun bantu mecah batu, Sampai beliau jatuh sakit? (mudah-mudahan beliau diberi umur yang panjang dan kesehatan oleh Allah).
Berangkat dari mencari ilmu, tirakat, sampai sowan, berbagai cobaan dan rintangan sekaligus cemoohan, dihadapi oleh Fulan dengan tabah dan sabar, akhirnya pada hari Ahad pon, 17 Rojab 1424 H, bertepatan 14 September 2003, dibangunlah pesarean Kyai Surgi, yang Insya Allah, bangunan tersebut penuh arti. Yang diminta Kyai Surgi melalui isyaroh-isyaroh yang diberikan lewat pak Sueb.

BAB II
ARTI BANGUNAN
            Abad lebih, ada wali Allah yang kita telah kita “lontarkan” tanpa ada seorang pun yang ngurus wali tersebut. Padahal kalau kita mau menengok sejarah wali tersebut, begitu besar pengorbanan dan perjuangannya, sehingga “sawab barokah” dari beliau kita bisa hidup di alam pegunungan, nan sejuk, damai, dan tentram laksana.
            Tapi sebelum kita punya angan-angan, apalagi merasakan “Baldatun toyyibatun warobbun ghofur” kita lebih dulu merasakan “ bonus “ adzab dari Allah (longsor ada dimana-mana) gara-gara ada wali Allah yang sengaja atau tidak kita sudah “menelantarkan “ lebih dari 700 tahun. Mengapa anda terdiam dan membisu, tidak mampu berkata apapun, akuilah bahwa kita semua telah “menelantarkan” wali Allah atau kekasih Allah selama 700 tahun lebih, padahal beliau tidak pernah merasakan hidup enak yang seperti kita rasakan sekarang ini.
Al Hamdulillah, Bi’aunillah, kita sekarang bisa merawat makam beliau, walaupun masih jauh dan jauh kalau dibanding dengan perjuangan dan pengorbanan beliau, semoga Allah memperbaiki keadaan kita sekarang barokahnya Kyai Surgi.
Umat Islam, yang punya keyakinan ziaroh itu di perbolehkan, sepantasnya kalau ziaroh tanpa melihat apa arti/makna bangunan itu. Tapi kita harus lurus dengan tujuan kita, kalau kita ke makam, hanya untuk ziaroh dan wasilah, tanpa ada tujuan yang lain, wala yaltafit yaminan wala syimalan. Tapi, apa salahnya kalau kita mengetahui arti bangunan, untuk menambah pengetahuan dan keyakinan kita?
Membahas arti bangunan, begitu pula dengan bangunan makam Kyai Surgi.
Pertama kita masuk ada tulisan ”Assalamu’alaikum ya ahlal qubur inna Insya Allah bikum lkhikun” maksudnya kalau kita masuk ke makam, makam manapun, kita harus mengucapkan salam, karena orang yang ada di dalam kubur melihat siapa yang datang, siapa yang mengucap salam.
Kita berjalan melewati undak yang jumlahnya ada 25, kita mengingat sekaligus menghafal nama-nama nabi/rasul yang jumlahnya ada 25, sebab, orang Mukallaf (sudah baligh) wajib menghafal nama-nama nabi/rasul secara tafsir ( perinci ).
Mendekati masuk makam, ada 3 undak, maksudnya lengkapilah kehidupan kita dengan : Islam, Iman, Ikhsan, atau lebih mudah, “ lek ono lepek, yo kudu ono gelas, nek ono gelas yo kudu ono tutup” kalau kita hidup tanpa adanya Islam, Iman, dan Ikhsan, apa artinya? Dan apa bedanya kita dengan binatang?.
Masuk pintu, pintu di makam Kyai Surgi terbuat dari kayu jati, maksudnya : “yo’ opo sejatine wong urip lan opo sejatine wong ziaroh” sejatine wong urip adalah : Ibadah kepada Allah.
Kijing (yang ada di dalam makam) terdiri atas 5 undak, artinya : Bahwa manusia tidak terlepas dari nafsu, nafsu itu sendiri ada 5 yaitu : Nafsu Ammaroh, Lawwamah, Mutmainnah, Mulhamah, dan nafsu Rodhiyah.
Juga ada tulisan :
“Makam ingkang bedah kerawang dusun Tamiajeng Kecamatan Trawas”
Artinya : Walau beliau asli dari Jaziroh Arab, tapi beliau masih menjunjung tinggi adat-adat jawa. Terus, bagaimana dengan kita?
Tulisan tersebut, menunjukkan bahwa beliau seorang waliyullah ( kekasih Allah ).

BAB III
ISYAROH PAKAIAN
            Mode, umat Islam baik laki-laki maupun perempuan, seringkali terbius dengan yang namanya mode, kalau kita tidak mengikuti mode, kita ketinggalam zaman, kolot, ndeso, dan lain-lain, itulah kata-kata yang sering kita dengar dari remaja kita. Tanpa memperhatikan yang namanya aurot.
            Kita semua tahu, kalau membuka aurot, Haram hukumnya, yang di pikirkan remaja kita, yang penting mode, mode dan mode, mas’alah aurot, ditaruh dinomor sekian, sekali lagi kita terbius mode.
            Kalau kita mengaku Muslim, berpakaianlah ala muslim, kalau kita mengaku Muslimah, berpakaianlah ala Muslimah, jangan terbawa derasnya arus orang yahudi dan nasroni.
            Kita punya pakaian, Kyai Surgi pun demikian, tapi yang jelas pakaian kita jauh kalau dibanding dengan pakaian Kyai Surgi, kalau pakaian Kyai Surgi, yang jelas menutup aurot juga penuh arti atau makna. Berikut ini kami uraikan tentang pakaian Kyai Surgi mulai dari sandal sampai udeng.
1.      “Sandal Jepit teko lulang” (Insya Allah) artinya : Orang dipasar, dimasjid, dijalan, orang baik, orang jelek, kalau bisa jepiten dadekno konco ( jadikan teman) kita tebarkan bendera Ukhuwah Islamiyah (saudara seagama)  sekaligus bendera Ukhuwah Basyariyah (saudara antar manusia). Yang diingini dari isyarah “sandal jepit” adalah “khabilum Minannas” kita juga membutuhkan “khabilum Minallah”.
2.      “Sarung plekat”  (Insya Allah) artinya : Kalau kita punya sarung, jangan Cuma dibuat ikat perut, jangan Cuma dibuat kalung, jangan Cuma dibuat kemul, tapi kalau punya sarung gawien bebetan / sarungan sing apik, gunakno sembayang.
Kedua isyaroh tersebut menyangkut “khabilum Minannas dan khabilum Minallah” mudah mudahan kita bisa melakukannya.

3.      “Baju Komprang” (Insya Allah) artinya : Jadilah orang Sakho’ ( loman ) jangan jadi orang Bkhil ( pelit ).
4.      “Sabuk Ombo teko Lulang” (Insya Allah) artinya : Rapetno wetengmu teko barang haram, tegese gole’o barang seng halal, tinggalno barang seng haram. Dan juga Sabuk Lulang mengandung arti :  seng sering luwe. Karena salah satu obatnya hati adalah, weteng luwe  kita ingat pujian : tombone ati iku lima wernane, moco Qur’an diangen-angen sa’ ma’nane…………..(sampai akhir).
5.      “Udeng siji werno telu” Merah, Hitam dan putih.
Merah menunjukkan kemarahan, Hitam menunjukkan kejahatan, Putih menunjukkan kesabaran. (Insya Allah) artinya : Semerah-merahnya orang, masih ada putihnya ( bagaimanpun orang marah, masih ada kesabarannya ). Dan seterusnya bisa dibolak balik.

Setiap Udeng pasti ada lincipe, dan ditaruh di belakang, apa itu artinya? (Insya Allah) artinya : kalau kita berjuang jangan sampai kita Riya’  tapi yang ikhlas. Nek duwe udeng lincipe ojok di dekek nok ngarep ( kalau berjuang jangan menjadi pahlawan kesiangan ngaku-ngaku ).

Mudah mudahan kita semua bisa melakukan yang isyaroh tersebut, karena isyaroh tersebut juga merupakan perintah agama, Amin.



BAB II
ARTI BANGUNAN

7 abad lebih, ada wali Allah yang kita telah kita “Lontarkan” tanpa ada seorang pun yang ngurus wali tersebut. Padahal kalau kita mau menengok sejarah wali tersebut, begitu besar pengorbanan dan perjuangannya, sehingga “sawab barokah” dari beliau kita bisa hidup di alam pegunungan, nan sejuk, damai dan tentram laksana.
Tapi sebelum kita punya angan-angan, apalagi merasakan “Baldatun toyyibatun warobbun ghofur” kita lebih dulu merasakan “bonus” adzab dari Allah (longsor ada dimana-mana) gara-gara ada wali Allah yang sengaja atau tidak kita sudah “menelantarkan” lebih dari 700 tahun. Mengapa anda terdiam dan membisu, tidak mampu berkata apapun, akuilah bahwa kita semua telah “menelantarkan” wali Allah atau kekasih Allah selama 700 tahun lebih, padahal beliau tidak pernah merasakan hidup enak yang seperti kita rasakan sekarang ini.
Al Hamdulillah, Bi’aunilah, kita sekarang bisa merawat makam beliau, walaupunmasih jauh dan jauh kalau dibanding dengan perjuangan dan pengorbanan beliau, semoga Allah memperbaiki keadaan kita sekarang barokahnya Kyai Surgi.
Umat Islam, yang punya keyanikan ziaroh itu diperbolehkan, sepantasnya kalau ziaroh tanpa melihat apa arti/makna bangunan itu. Tapi kita harus lurus dengan tujuan kita, kalau kita kemakam, hanya untuk ziaroh dan wasilah, tanpa ada tujuan yang lain, wala yaltafit yaminan wala syimalam. Tapi, apa salahnya kalau kita mengetahui arti bangunan, untuk menambah pengetahuan dan keyakinan kita?
Membahas arti bangunan, begitupula dengan bangunan makam Kyai Surgi.
Pertama kita masuk ada tulisan “Assalamu’alaikum ya ahlal qubur inna Isnya Allah bikum lakhikun” maksudnya kalau kita masuk kemakam, makam manapun, kita harus mengucap salam, karena orang yang ada di dalam kubur melihat siapa yang datang, siapa yang mengucap salam.
Kita berjalan melewati undak yang jumlahnya ada 25, kita disuruh mengingat sekaligus menghafal nama-nama nabi/rosul yang jumlahnya ada 25, sebab, orang Mukallaf (sudah baligh) wajib menghafal nama-nama nabi/rosul secara tafsir (perinci).
Mendekati masuk makam, ada 3 undak, maksudnya lengkapilah kehidupan kita dengan : Islam, Iman, Ikhsan, atau lebih mudah, “nek ono lepek, yo kudu ono gelas, nek ono gelas yo kudu ono tutup” kalau kita hidup tanpa adanya Islam, Iman dan Ikhsan, apa artinya? Dan apa bedanya kita dengan binatang?
Masuk pintu, pintu dimakam Kyai Surgi terbuat dari kayu jati, maksudnya “yo, opo sejatinewong urip lan opo sejatine wong ziaroh” Sejatine wong urip adalah : Ibadah kepada Allah.
Kijang (yang ada di dalam makam) terdiri atas 5 undak, artinya : Bahwa manusia tidak terlepas dari nafsu, nafsu itu sendiri ada 5 yaitu : Nafsu Amaroh, Lawwamah,
PENUTUP

Ya Allah, segala puji bagi-Mu, dan dari Mu lah segala karunia Benar, engkau adalah tuhan kami dan kami adalah budak-MU. Dan engkau selalu pantas menyandang hal itu. Engkau adalah pegangan dan harapan kami dan limpahan sholawat dan salam kepada pimpinan kami, Nabi Muhammad serta kepada keluarga dan para sahabatnya, dan segala puji syukur hanyalah untuk Allah tuhan alam semesta, sebanyak jumlah mahluk-Nya. Keridhoan Nya, ukuran Arsy Nya dan tinta kalimat Nya.

Legenda desa ketapanrame



BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Makalah yang berjudul Legenda Desa Ketapanrame ini kami susun untuk memenuhi tugas dari salah satu bidang studi, yakni Sosiologi.
Tugas untuk membuat makalah ini adalah amanat dari guru Sosiologi kami, yakni Bapak Sugeng Wahyudi. Itu berarti tugas untuk membuat makalah ini menjadi kewajiban serta tanggung jawab bagi kami sekelompok. Oleh karenanya, kamipun harus memenuhi tanggung jawab ini dengan sebaik-baiknya.
Setiap segala sesuatu pasti ada asal-usulnya, manusia ada karena Allah menciptakan manusi dari tanah liat. Begitu juga dengan Desa Ketapanrame ini, dengan adanya desa ini, maka sudah pasti ada juga tokohnya yang membabat desa.
Namun sayang, tidak banyak orang yang mengetahui hal ini. Oleh sebab itu, dengan tersusunnya makalah ini, kami sangat berharap supaya esok atau lusa makalah ini bisa menjadi suatu informasi yang bermanfaat bagi pembaca.

2.      Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami mencoba untuk merumuskan masalah-masalah yang berkaitan dengan Desa Ketapanrame, antara lain :
1.      Siapakah orang yang membabad Desa Ketapanrame.
2.      Bagaimanakah alur perjalanan sang tokoh sehingga wilayah ini dinamakan Desa Ketapanrame.
3.      Bagaimanakah kata monografi di Desa Ketapanrame saat ini.

3.      Metode Penelitian
Untuk menyusun makalah ini, kami sekelompok melakukan wawancara (interview) kepada beberapa tokoh masyarakat yang dianggap mengerti tentang seluk-beluk Desa Ketapanrame serta kepada Kasi pemerintahan Desa Ketapanrame.


Monografi
1.      Keadaan Umum                         :   345.460 Ha
a.      Luas desa
b.      Batas wilayah
1.   Sebelah Utara                 :   Ds. Kesiman / Belik
2.   Sebelah Selatan              :   Hutan
3.   Sebelah Barat                 :   Ds. Trawas
4.   Sebelah Timur                :   Kab. Pasuruan
c.      Perangkat desa/ kelurahan
1.      Sekretaris desa/sek.kel  :   1 orang
2.      Ka Si / Ka Ur                   :   5 orang
3.      Kepala Dusun                 :   3 orang
4.      Staf                                  :   -
d.      Pembinaan RT/RW
1.      Jumlah RT                      :   42 orang
2.      Jumlah RW                     :   17 orang
3.      Lingkungan                      :   -

2.      Kondisi Geografis
a.      Ketinggian tanah dari permukaan laut          :     700 M
b.      Banyaknya curah hujan                                :     2708
c.      Topografi (dataran rendah, tinggi, pantai)     :     Dataran tinggi
d.      Suhu udara rata-rata                                     :     18 0C

3.      Demografi
1.      Jumlah penduduk menurut
a.      Jenis kelamin
1.      Laki-laki                     :   2.136 orang
2.      Perempuan               :   2.346 orang
Total                                :   4.482 orang
b.      Kepala keluarga              :   1.330 orang
c.      Kewarganegaraan          :  
1.      WNI
Laki-laki                     :   2.136 orang
Perempuan               :   2.346 orang
Total                          :   4.482 orang
2.      WNA
Laki-laki                     :   -         orang
Perempuan               :   -         orang
2.      Jumlah penduduk menurut agama / penghayat terhadap Tuhan YME
a.      Islam                               :   4.435 orang
b.      Kristen                             :   8 orang
c.      Katholik                           :   32 orang
d.      Hindhu                             :   7 orang
e.      Budha                              :   - orang
3.      Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan
a.      TK (balita)                       :   610 orang
b.      SD/MI (anak-anak)          :   1.446 orang
c.      SLTP/MTs (remaja)        :   592 orang
d.      SLTA/MA (dewasa)         :   397 orang
e.      Akademi / D1-D3            :   31 orang
f.        Sarjana / S1-S3              :   66 orang
g.      Tua (57 - ) / Pensiunan   :   1.293 orang
4.      Jumlah penduduk tiap-tiap dusun
a.      Ketapanrame                  :   2.525 orang
b.      Sukorame                       :   606 orang
c.      Slepi                                :   1.382 orang
5.      Jumlah pendatang tahun 2008
a.      Ketapanrame terdapat 5 laki-laki, 9 perempuan
b.      Sukorame terdapat – laki-laki, 2 perempuan
c.      Slepi terdapat 2 laki-laki, - perempuan

4.      Mata Pencaharian
a.      Karyawan
1.      Pegawai Negeri Sipil       :   31 orang
2.      ABRI                                :   1 orang
3.      Swasta                            :   940 orang
4.      Wiraswasta/Pedagang   :   165 orang
5.      Tani                                 :   728 orang
6.      Pertukangan                    :   180 orang
7.      Buruh tani                        :   271 orang
8.      Pensiunan                       :   17 orang


BAB II
LEGENDA

1.)        Legenda Desa Ketapanrame
Pada zaman dahulu, ketika tahun 1367, ada beberapa penghulu/ hulubalang yang datang dari Kesultanan Mataram yang dimpimpin oleh Mbah Suronggolo (Seorang Tumenggung) dan diberi tugas untuk menumpas Adipati Kahuripan yang mbalelo (membangkang, tidak mau asok buluk bekti kepada kesultanan Mataram).
Mbah Suronggolo berangkat dengan sahabat-sahabatnya, yaitu :
1.      Mbah Tambak Boyo
2.      Mbah Ranu Boyo
3.      Mbah Singo Boyo
4.      Mbah Selo Boyo
5.      Mbah Ngabei Ronggo Warsito
6.      Mbah Teki-Teki Telik
Mereka semua adalah orang yang sakti.
Ketika tujuh orang itu masuk wilayah kahuripan (sekarang Pasuruan) dan sampai di perbatasan sungai bangkok (perbatasan antara Pandaan dan Pasuruan, yaitu dari selatan konang sampai kali Putih), mereka disambut oleh prajurit Kahuripan. Mereke bertujuh dihujani tombak, panah, pedang dan berbagai senjata tajam lainnya. Akhirnya Mbah Suronggolo dan sahabat-sahabatnya mundur, mereka lari untuk menyelamatkan diri sehingga mereka berpisah.
Mbah Tambah Boyo lari ke Lereng Gunung Welirang yang akhirnya babad Desa Ketapanrame.
Mbah Ranu Boyo dan Mbah Singo Boyo lari ke sebelah utara dan babad Desa Sumbersari, Kesiman dan Kemlagi.
Mbah Selo Boyo dan Mbah Ngabei Ronggo WARsito turun ke Lereng Gunung Penanggungan dan babad Desa Duyung.
Mbah Teki-Teki Telik lari ke barat dan babad Desa Belik.
Dan Mbah Suronggolo lari ke lereng gunung Penanggungan sebelah barat daya.

2.)        Asal Mula Ketapanrame
Setelah gagal menumpas Adipati Kahuripan yang membangkang kepada Kasultanan Mataram, Mbah Tambak Boyo lari ke lereng Gunung Welirang. Di sana beliau menjumpai wilayah tersebut masih berupa hutan belantara yang penuh dengan jin, syetan, dedemit dan sejenisnya.
Oleh karenanya beliaupun memulai untuk menebang kayu-kayu tersebut supaya kelak bisa menjadi suatu tempat yang dihuni oleh golongan manusia. Ketika beliau menebang kayu demi kayu, tiba-tiba masing-masing kayu tersebut mengeluarkan darah dalam jumlah yang sangat banyak. Alkisah, saat itu para jin, syetan, dedemit dan sejenisnya sama-sama menangis, menjerit dan meratap karena rumah mereka dirusak.
Karena sangat banyaknya jin, syetan, dedemit dan sejenisnya yang menghuni wilayah tersebut, akhirnya Mbah Tambak Boyo seolah-olah merasa sudah tidak sanggup lagi untuk membabad hutan tersebut. Beliaupun akhirnya memutuskan untuk bertapa dalam beberapa waktu di sebuah tempat yang saat ini tempat tersebut dinamakan Punden Sendenan.
Selang beberapa waktu, setelah bertapa Mbah Tambak Boyo kembali melanjutkan menebang hutan (babad). Beliau memulainya dari sebelah Timur (sekarang Tapan Wetan). Di wilayah itulah yang pertama kali ditempati oleh Mbah Tambah Boyo.
Di wilayah yang baru dibabat itu, Mbah Tambak Boyo mendirikan sebuah padepokan yang mengajarkan ilmu kanuragan. Untuk kali pertamanya, penduduk/ orang yang menempati wilayah tersebut hanya 27 orang. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, tempat itu semakin lama semakin ramai karena banyaknya orang yang mencari ilmu/berguru ilmu kanuragan di Padepokan Mbah Tambak Boyo.
Tempat itu akhirnya diberi nama Ketapanrame artinya suatu tempat yang dulunya digunakan untuk bertapa tapi kini menjadi suatu tempat yang sangat ramai karena banyak dikunjungi oleh orang dari berbagai penjuru yang ingin menimba ilmu di wilayah tersebut.


Tentang  Mbah Tambah Boyo :
Ø      Mbah Tambak Boyo mempunyai 2 saudara yang bernama Mbah Ranu Boyo dan Mbah Eko Boyo. Kedua saudaranya ini juga merupakan orang yang babad desa di Kecamatan Trawas
Ø      Mbah Tambak Boyo mempunyai seorang gondal (pembantu) yang tingginya mencapai 4 M, sehingga dia mendapat julukan Mbah Gemplang Serang (dimakamkan di Desa Ketapanrame sebelah.
Ø      Mbah Tambak Boyo mempunyai karomah yang berupa ameng-ameng macan putih. Bila ameng-ameng tersebut tidak dihormati oleh warga, maka dia akan memperlihatkan dirinya kepada masyarakat, dia juga akan marah dan merusak nisan-nisan yang ada di dekat makam Mbah Tambak Boyo. Oleh karena itu, warga Desa Ketapanrame selalu mengadakan selamatan desa tiap tahun pada hari Jum’at Legi.
 
 












3.)        Tempat-Tempat Legendaris
1.      Gantungan                :     Ada pendatang meninggal gantung diri saat pemerintahan Mbah Lurah Kusen Singamerta, sehingga jenazah tersebut diurus oleh warga Desa Ketapanrame
2.      Dlundung                   :     Merupakan tempat wisata yang berada di Desa Ketapanrame yang dulunya merupakan tempat tujuan Matrus (serdadu Belanda Angkatan Laut).
3.      Sendenan                  :     Tempat yang dulunya digunakan untuk bertapa dan tirakat oleh Mbah Tambak Boyo dan segenap jajarannya.
4.      Watu Lawang            :     Pintunya padepokan, ilmu kanuragan yang dulu didirikan oleh Mbah Tambak Boyo. Konon katanya tempat tersebut menjadi tempat jin dan sejenisnya, sehingga pada hari Jum’at terdengar suara gaib yang berbunyi riiit.
5.      Watu Gede                :     Simbol yang digunakan untuk orang berhenti setelah naik dari kendaraan umum.
6.      Dok bledek dan Dong Gilang : Imbalan bagi lurah Desa Ketapanrame. Tempat ini berada di sebelah utara Nastain. Konon, dulu adalah tempat meninggalnya dua pasangan yang tersambar petir.

4.)        Asal Mula Tekik dan Slepi
Pada zaman dahulu, tersebutlah seorang putra Ratu Blambangan yang bernama Kebo Miwaha. Dia adalah manusia berkepala kerbau, dia mempunyai tanduk besi kuning dengan panjang 1 depo ( 2 lengan ). Dia menginginkan Dewi Sekartaji, Putri Ratu Kediri. Dia menyuruh dua, prajuritnya untuk melamar putri tersebut. Di Keraton Kediri prajurit tersebut bertemu raja Kediri dan menyampaikan surat lamaran dari Kebo Miwaha. Raja Kediri tersebut merasa terkejut, beliau lalu mengiris telinga prajurit itu sebelah dan menggantinya dengan surat balasan yang isinya menerima lamaran tersebut dengan syarat Kebo Miwaha harus membuatkan jambangan (danau) di puncak gunung Kelud untuk tempat pemandian Dewi Sekarsaji setelah pernikahan tadi.
Setelah sampai di Blambangan, prajurit tersebut menyerahkan surat balasan tersebut keadap Kebo Miwaha. Awalnya Kebo Miwaha sangat marah melihat prajuritnya diiris telinganya, tetapi dia sangat gembira karena lamarannya diterima. Setelah itu Kebo Miwaha berangkat  ke Kediri dengan membawa Mas Pecis Raja Brana (Mas Sak Pengadek), dia menaiki gajah yang sangat besar bersama dengan pengiringnya yang banyak. Di tengah jalan gajahnya tidak kuat karena kehausan. Saat itu raja Kediri menyuruh dua prajuritnya untuk memantau dan jangan sampai diketahui oleh orang lain. Alangkah terkejutnya prajurit tadi, ketika baru saja mathuk (tiba) mereka konangan (ketahuan), akhirnya tempat tersebut diberi nama Desa “Konang dan Patuk”. Prajurit tersebut kembali lagi ke Keraton dan melaporkannya kepada Raja Kediri.
Pasukan Kebo Miwaha tersebut melanjutkan perjalanan selanjutnya gajah tersebut kehausan lagi, dia kemudian mengasin (menjilat tanah). Akhirnya tempat tersebut dinamakan Desa “Kasin”. Mereka melanjutkan perjalanan ke Selatan, di jalan gajah tadi ngongsrong (terengah-engah), akhirnya tempat tersebut dinamakan “Trongo”. Mereka melanjutkan ke Selatan, dan di tengah jalan gajah tersebut mati sehingga tempat tersebut diberi nama dusun “Tang Gajah” (sekarang disebut dengan Gajah Rejo/ Sumber Rejo). Mereka berjalan lagi ke selatan dan memberi pesan / wekas-wekas  kepada pengiringnya yang masih ada, sehingga tempat tersebut di namakan Desa “Sumber Wekas”.
Kebo Miwaha berjalan lagi ke barat, ketika hendak merokok sluponya (tempat tembakau yang kromo inggilnya adalah Slepi). Terjatuh, karena ramainya zaman, tempat tersebut dinamakan “Slepi”. Mereka berjalan lagi ke barat, di tengah jalan putung rokoknya jatuh (dalam bahasa jawa putung rokok dinamakan tegesan / tekik). Sehingga tempat tersebut dinamakan dusun Tekik / Sukorame. Kemudian berjalan lagi menuju Kediri. Dia di barat daya gunung Welirang, daerah Mbatu dia tirakat di Songgoriti. Batu memohon kepada Tuhan YME bahwa beliau mau masuk ke kerajaan Kediri, beliau mendapat ilham langsung ke Barat Daya di situ hujan abu, maka beliau berkata dengan sahabatnya (pengiring) bahwa besok harus menjadikan daerah ini hujan  abu, disitu beliau menemui sang raja Kediri lalu sang raja berbicara dengan Kebo Mawaha, kalau bisa membuat Jambangan (danau) di atas puncak gunung Kelud dan jika sudah selesai maka Kebo Miwaha akan dijadikan menantu oleh Sang Raja Kediri. Jika bisa menyelesaikan saat tengah malam. Putri Dewi Sekartaji menyiapkan rencananya untuk menghasut prajurit-prajurit Kediri, agar nanti malam semua prajurit harus siap siaga di pinggiran gunung Kelud untuk menunggu komando di kepala perang prajurit Kediri dan waktu itu hari Jum’at Wage. Malam Jum’at Wage, Kebo Miwaha nggurda (marah), lalu menggebang menyundangi tanah dengan memakai tanduknya, besi kuning pamor kencang yang panjang satu depa.
Sekejap kawah yang dibuatnya sudah dalam, kemudian Kebo Miwaha sudah hampir tidak kelihatan di dalam kawah tersebut, tapi belum mendapatkan sumbernya, langsung Putri Kediri dan Panglimanya mengkomandokan agar prajuritnya menyerutuk melempari batu ke dalam kawah dan menyeruntuk melempari batu ke dalam kawah dan harus diratakan. Akhirnya Kebo Miwaha tersenyum, dan berkata dalam hati kalau dirinya ditipu muslihat. Beliau juga mengucap sumpah kepada orang Kediri bahwa beliau akan mengeluarkan batu melalui kawah disini untuk membalas dendam kepada anak cucunya supaya mereka dapat merasakan apa yang dirasakan Kebo Miwaha dan sampai sekarang Gunung Kelud tersebut meletus tiap tahun.


BAB III
PENUTUP

1.)        Kesimpulan
Dari pemaparan hasil wawancara Desa Ketapanrame di atas, kami menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Tokoh yang membabad Desa Ketapanrame adalah Ki Ageng Tambak Boyo.
2.      Beliau dulu adalah utusan dari Mataram (beserta 6 orang temannya) yang ditugaskan untuk menumpas Adipati Kahuripan yang membangkang.
3.      Nama Ketapanrame berasal dari kata pertapaan yaitu tempat bertapa dan rame yaitu ramai. Artinya Ketapanrame dulu adalah tempat bertapa yang semakin lama semakin ramai karena banyak dikunjungi oleh banyak orang dari berbagai penjuru.
4.      Desa Ketapanrame mempunyai beberapa tempat yang dianggap legendaris, antara lain : Sendenan, Watu gede, Watu lawang, Dlundung, Gantungan, Dok Gledek dan Dok Gilang
5.      Desa Ketapanrame meliputi Dusun Ketapanrame, Tekik (Sukorame) dan Slepi.
6.      Di Desa Ketapanrame, sebagian besar (mayoritas) penduduknya beragama Islam, hal ini terbukti dengan dibangunnya tempat peribadatan dalam jumlah banyak yang meliputi masjid dan surau-surau (langgar/musholla).
7.      Mata pencaharian warga Desa Ketapanrame sebagian besar adalah sebagai pekerja swasta.

2.)        Saran
1.      Hargailah jasa-jasa para pahlawan (tokoh) yang telah berjuang untuk membabad Desa Ketapanrame ini.
2.      Belajarlah selalu apa yang belum kamu ketahui, termasuk juga legenda tentang desa ini. Jadilah orang yang selalu haus akan ilmu, bukan orang yang haus akan kemahan dunia.
3.      Jaga dan peliharalah nama baik Desa Ketapanrame ini, sebagai wujud pengormatan dan penghargaanmu kepada Ki Ageng Tambak Boyo selaku tokoh yang membabad Desa ini.

3.)        Daftar Putaka
1.      Muslimah, Wawancara tentang Legenda Desa Ketapanrame, Hari Kamis, 4 September 2008, Pukul 13.00 – 13.37/
2.      Samenun, Wawancara tentang Legenda Desa Ketapanrame, Hari Senin, 8 September 2008. Pukul 16.00 – 17.30
3.      Toha, Wawancara tentang Legenda Desa Ketapanrame. Hari Kamis, 4 September 2008. Pukul 13.50 – 15.00
4.      Data Monografi Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto tahun 2007.
Pemerintahan Kabupaten Mojokerto




 

My Blog List