WoW dotA Allstars

This is Description

Thursday, May 7, 2015

Asal Usul Desa Trawas

BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar  Belakang
Penelitian kami tentang asal usul Desa Trawas bertujuan untuk mengetahui awal mula berdirinya Desa Trawas dan mengetahui siapa yang mendirikan atau membabat alas. Selain itu agar kita lebih menghormati dan mencintai Desa tersebut.


B.   Tujuan Pembahasan
Tujuan kami menulis pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam tugas mata pelajaran sosiologi
2.    Agar pembaca bisa mengetahui asl usul Desa Trawas, mengetahui siapa yang membabat Desa Trawas secara jelas
3.    Untuk mengetahui wilayah Desa Trawas
4.    Agar kita dapat mengetahui bagaimana kejadian-kejadian yang di alami Desa Trawas
5.    Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana tradisi yang dilakukan oleh warga Desa Trawas.


C.   Pembahasan Maslah
  Penulisan karya tulis ini perlu kiranya ada ada sebuah batasan yang nyata dalam ruang lingkupnya agar tidak terjadi salah faham dan kesimpang-siuran baik mengenai susunan kalimat dan urutan dalam masalah yang diuraikan sehingga penulis bisa mencapai sasaran yang di inginkan. Maka dari itu, penulis memberikan batasan hanya pada legenda Desa Trawas beserta monografinya.


BAB II
MONOGRAFI


1.    Keadaan Geografis
a.   Luas Desa Trawas                   :     227, 27 ha
b.   Batas wilayah Desa Trawas
      Sebelah Utara                          :     Jaten dan Tamiajeng
      Sebelah Timur                         :     Ketapan Rame
      Sebelah Selatan                      :     Hutan
      Sebelah Barat                          :     Hutan

2.    Mata Pencaharian
a.    Petani ( mayoritas )
b.    Pedagang
c.    Pegawai
d.    Tenaga Kasar

3.    Kepercayaan atau Religi Yang Dianut
a.    Islam                                        :     95 %
b.    Kristen atau katolik                :     3,5 %
c.    Hindu atau Budha                 :     1,5 %
d.    Aliran Kepercayaan              :     0 %

4.    Jumlah Penduduk per Dusun di Desa Trawas
a.    Menurut Jenis Kelamin
1. Dusun Trawas         laki-laki            :     732 Jiwa
                                  Perempuan     :     754 Jiwa
2. Dusun Jara’an         laki-laki            :     720 Jiwa
                                  Perempuan     :     750 Jiwa
3. Dusun Kemloko      laki-laki            :     440 Jiwa
                                  Perempuan     :     462 Jiwa
b.    Menurut Usia
1. 0 – 5 Tahun                                        :     276 Jiwa                   
2. 6 – 20 Tahun                                      :     888 Jiwa
3. 21 – 55 Tahun                                    :     1. 951 Jiwa
4. 55 – ke atas                                        :     703 Jiwa
5.    Jumblah RT / RW Desa Trawas
a.    Dusun Trawas                    :     RT   :   11
                                        :     RW :   3
b.    Dusun Jara’an                   :     RT   :   10
                                        :     RW :   3
c.    Dusu Kemloko                   :     RT   :   6
                                        :     RW :   2


BAB III
PEMBAHASAN

A.   Legenda Dusun Trawas
Menurut perkiraan seorang dalang Trawas yang bernama Mbah Sudarso, kemungkinan nama Desa Trawas di ambil dari nama sebuah pohon di Sumber Macan yang di bawahnya mengalir sebuah sumber yang airnya sangat jernih dan sangat bermafaat bagi penduduk Desa Trawas dan sekitarnya. Beliau juga mengatakan bahwa beliau tidak mengetahui  sejarah Desa Trawas, karena kebetulan ayah dan kakeknya yang kebetulan juga seorang dalang tidak mewariskan atau menceritakan sejarah asal mula Desa Trawas. Beliau hanya menyebutkan nama-nama orang yang menjabat sebagai lurah Desa Trawas . Yang nama-namanya sebagai berikut :
1.    Bapak Rangsa
2.    Bapak Sariban
3.    Bapak Suma
4.    Bapak Sudin
5.    Bapak Suwardi Hadi Wardaya ( Tahun 1965 – 1985 )
6.    Bapak Sundusin ( Tahun 1985 – 1995 )
7.    Bapak Kadarto ( Tahun 1995 – 2005 )
8.    Bapak Utomo ( Tahun 2005 – sekarang )
Sejarah Dusun Trawas memang tidak diketahui secara jelas dan mendetail, ini disebabkan karena pada zaman Belanda, Kuburan orang yang membabat Desa Trawas yang terletak di Sumber Macan dikuasai oleh Belanda. Penduduk Trawas tidak boleh datang ke sana. Alhasil penduduk Trawas tidak mengetahui asal-usul Trawas, beserta pembabat Desa Trawas. Di atas kuburan itu Belanda membuat kincir air yang dialirkan ke Villa orang Belanda yang dulu terletak di tengah-tengah Lapangan Trawas.
 
 










Sejarah Desa Trawas memang tidak diketahui secara jelas dan mendetail, ini disebabkan karena, pada zaman Belanda, kuburan orang yang membabat Desa Trawas yang terletak di Sumber Macam dikuasai oleh orang Belanda. Penduduk Trawas tidak boleh datang kesana, alhasil penduduk Trawas tidak mengetahui asal-usul Trawas, beserta pembabat Desa Trawas. Di atas kuburan itu Belanda membuat kincir air yang di alirkan ke Villa orang Belanda yang dulu terletak ditengah-tengah Lapangan Trawas.

B.   Legenda Sumber Macan
Pada zaman dahulu ada sepasang suami istri yang hidupnya pas-pasan. Dalam kehidupanya mereka makan dan minum seadanya. Suatu hari mereka kekurangan air untuk kebutuhan hidupnya terutama untuk minum. Rasa haus dan dahaga menyerang mereka berdua selama beberapa hari. Mereka berdua tidak sanggup menahan rasa haus, dan suatu ketika mereka pergi kesuatu tempat untuk mencari air minum. Tiba-tiba disuatu hari mereka merasa terkejut karena mereka melihat seekor Harimau putih yang tingginya seperti kuda. Harimau tersebut menggali tanah dibawah pohon beringgin dengan sangat cekatan, setelah lama mereka memperhatikan Harimau, mereka dikejutkan oleh hilangnya Harimau tersebut, mereka berdua merasa takut sehingga bulu kuduk seakan berdiri. Tapi mereka sangat menenangkan diri dan meyakinkan diri bahwa itu merupakan petunjuk baginya untuk mendapatkan air. Pasangan suami itupun mendekati galian tersebut dan melanjutkan menggalinya, sungguh aneh dan ajaib, tanah galian itu mengeluarkan air. Akhirnya suami istri tersebut dapat menghilangkan rasa hausnya dengan air yang memancarkan dari tanah galaian tersebut. Menurut suatu riwayat, setiap malam hari Harimau tersebut datang kesumber air tersebut dan minum disana. Oleh karena itu sumber air tersebut dinamakan “SUMBER MACAN.“

C.   Petunjuk Dari Sumber Macan
Menurut sesepuh Desa Trawas, sekitar puluhan tahun yang lalu ada seorang warga Desa Trawas yang menderita penyakit asam urat, sehingga ia tidak bisa berjalan, orang itu bernama Pa’un. Dalam kesehariannya dia selalu merangkak untuk menuju suatu tempat, suatu hari ia pergi ke Sumber Macan yang dikeramatkan oleh penduduk Desa Trawas. Disitu ia meminta petunjuk agar dia diberi kesembuhan, saat ia meminta petunjuk, tiba-tiba ada suara gaib yang memanggil namanya, Suara gaib tersebut mengatakan bahwa Pa’un harus pergi ke Sumber Macan pada jam 24.00 dini hari. Dia harus pergi kesana sendirian tanpa teman. Setelah malam tiba, tepatnya jam 23.30 Pa’un pergi ke Sumber Macan sendirian dengan merangkak.
Setelah tiba disana, dia mohon petunjuk di bawah pohon beringin. Tiba-tiba datang suara gaib yang menyerukan kepada Pa’un bahwa dia harus menangkap sesuatu yang jatuh dari pohon beringin tersebut. Karena itu adalah obat dari penyakitnya. Setelah ia lama menunggu, akhirnya jatuh seekor anak kera hitam tepatnya jam 12.00 siang. Pa’un menangkap anak kera tesrebut dan membawanya pulang. Sesampainya di rumah. Akhirnya, selang beberapa hari penyakit Pa’un sembut dan ia dapat berjalan normal.

D.   Maut Dari Sumber Jiddin
Sumber Jiddin adalah sumber yang letaknya tidak seberapa jauh dari Sumber Macan. Kata para sesepuh, Sumber Jiddin adalah sumber yang jahat. Disana terdapat macam-macam ikan yang tampak saat ada orang yang berada disana. Suatu hari, ada seorang warga desa Trawas yang bernama Sarim. Orang tersebut pulang dari sawah dan mandi di Sumber Jiddin. Tiba-tiba dia melihat seekor ikan kuthuk di pinggir sungai di Sumber Jiddin. Sarim menangkap ikan itu dan membawanya pulang. Sesampainya di rumah, dia segera membakar ikan itu untuk dijadikan lauk. Dia makan dengan sangat lahapnya. Setelah selesai makan, Salim merasakan sakit pada perutnya. Dia mengeluh pada keluarga dan tanpa disadarinya dia berkata “Kembalikan anakku, kembalikan anakku!” Keluarga yang ada di dekatnya merasa bingung dan khawatir. Mereka menghawatirkan jikalau kan kuthuk yang dimakan Sarim itu adalah anak ikan Penunggu Sumber Jiddin. Setelah kata-kata itu terucap dari mulut Sarim berulang-ulang, akhirnya ia meninggal dunia. Orang-orang di sekitarnya beranggapan bahwa Sarim meninggal dikarenakan tidak mengembalikan anak ikan penunggu Sumber Jiddin yang telah dimakannya. Mereka berpedoman pada kata-kata Sarim sebelum meninggal dunia yaitu “Kembalikan Anakku!”

E.   Legenda Dusun Jara’an Dan Kemloko
Dusun Jara’an diambil dari nama sebuah pohon yang bernama pohon JARA’AN. Kemloko juga diambil dari sebuah pohon yaitu KEMLOKO yang sekarang terletak di bukit ASRI. Pembabat dusun Kemloko yaitu Mbah Bambang Buntoro Arjo. Sebelum ada Kerajaan Majapahit dusun Kemloko sudah terbentuk namun belum menggabungkan diri dengan desa Trawas. Pada waktu itu namanya adalah Desa Bintoro Gede, kemudian dirubah namanya menjadi KEMLOKO GEDE, kemudian diubah lagi jadi KEMLOKO, kemudian Dusun Kemloko, Jara’an dan Trawas bergabung jadi satu  Desa Trawas.

F.    Tradisi Desa Trawas
1.    Maulid Nabi          :   Peringatan hari besar Islam
2.    Bari’an (dawuan) :   Tradisi yang dilakukan setiap tahun pada saat menjelang musim tanam yang tujuannya meminta kepada Tuhan YME supaya mata airnya besar.
3.    Tasyakuran Hari Kemerdekaan (Malam 17, tapi sifatnya sederhana)
4.    Gotong Royong membangun tempat ibadah
5.    Saat 7 bulanan (Tingkepan) menjelang Kenduri Calon bapak menyerahkan  kelapa muda kepada salah satu sesepuh desa yang menggambarkan Arjuna dan Srikandi. Digambarkan Arjuna supaya sifat dan kelakuannya seperti Arjuna yang jujur, adil dan tampan, sedangkan Srikandi supaya sifatnya seperti Srikandi yang lemah lembut, baik hati dan tidak sombong. Setelah itu calon Bapak dan Ibu dimandikan di sungai dengan dikramasi sekalian. Pada saat pulang dan pergi calon Bapak membawa sabit dan diayun-ayunkan dengan tujuan menolak balak agar kelahiran bayi bisa berjalan dengan lancar.
6.    Setiap Jum’at legi mengadakan slametan dan membuat among-among dengan tujuan mendoakan Ahli Kubur.



BAB III
PENUTUP

Alhamdulillahirobil alamin.
Segala puji bagi Allah, akhirnya kami mampu menyelesaikan tugas penulisan makalah tulis ini. Tak lupa kami ucapkan beribu-ribu terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan Karya Tulis ini, terutama kepada Bapak Ibu guru pembimbing yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis ini tepat pada waktunya.
Tentunya kami menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis ini masih banyak mendapat kekurangan serta kesalahan Baik mengenai bahasa penulisan, penyusunan, atau apapun yang berhubungan dengan karya tulis ini. Untuk itu kami sebagai penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat memperbaiki segala kesalahan yang telah kami perbuat guna perbaikan penulisan yang baik dimasa mendatang. Dan jika ada kesalahan kami dengan rendah hati mohon ma’af yang sebesar-besarnya.
Semoga dengan karya tulis kami buat ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Dan kami sebagai penulis tak lupa mohon taufik, hidayah, serta inayah kepada Allah ta’ala mudah-mudahan makalah ini bisa berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Sebagai ungkapan terakhir, ucapan Jaza Kumullah Ahsanal Jaza’. Semoga amal kebaikan yang telah Bapak Ibu Guru dan Saudara-saudara yang telah membantu kami dapat diterima di sisi Allah dan semoga mendapatkan balasan yang layak serta tercatat sebagai amalan yang sholeh. Amien….

Penulis



A.      Kesimpulan
1.    Desa Trawas adalah sebuah desa yang tidak diketahui sejarahnya.
2.    Seseorang yang selalu berusaha dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi persoalan hidup akan dapat mencapai apa yang diinginkan dengan mudah dan hasil yang memuaskan
3.    Petunjuk dan pertolongan Allah dapat sampai pada makhluknya dengan perantara makhluk lain
4.    Kita tidak boleh gegabah / ceroboh dalam bertindak jika kita menjumpai sesuatu hal yang asing yang tidak biasa kita jumpai
5.    Nafsu yang tidak terkendali dapat menimbulkan kecerobohan dan kecerobohan dapat menimbulkan kesengsaraan dan malapetaka
6.    Pada zaman penjajahan Belanda, Sumber Macan merupakan kuburan, yang diatasnya dibangun kincir air yang dialirkan ke villa yang dulu berdiri di tengah lapangan Trawas.

B.      Saran
1.    Dengan mempelajari makalah ini kita dapat mengetahui bagaimana asal mula Desa Tarwas, Siapa yang membabad desa tersebut. Jumlah penduduk di setiap Dusun dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh warga Desa Trawas.
2.    Apabila dalam penyajian ini ada yang kurang memuaskan atau meragukan, kurang jelas, pembaca dapat menanyakan kepada warga Desa Trawas.
3.    Pelajarilah sesuatu dengan benar sehingga dalam pelaksanaannya tidak ada kesalahan yang fatal.

Demikian kesimpulan dan saran-saran dalam pelaksanaan sampaikan, atas segala kekurangan dalam hal penyusunan maupun pengetikan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini. Tak lupa juga kami menghaturkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayat-Nya maka kami dapat menulis dan menyelesaikan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Bpk Diro, Wawancara Tentang Legenda Dusun Trawas.
Hari Minggu, 31 Agustus 2008, 20.30-21.00 WIB
  1. Bpk Purnaji, Wawancara Tentang Monografi Desa Trawas
Hari Sabtu, 30 Agustus 2008, 18.00-19.00 WIB
  1. Bpk Samiaji, Wawancara Tentang Legenda Dusun Trawas.
Hari Rabu, 27 Agustus 2008, 14.30-15.00 WIB
  1. Bpk Tahiyat, Wawancara Tentang Legenda Dusun Kemloko.
Hari Sabtu, 30 Agustus 2008, 19.00-20.00 WIB
  1. Ibu Tamah, Wawancara Tentang Legenda Dusun Trawas.
Hari Rabu, 17 Agustus 2008, 18.30-19.30 WIB
  1. Ibu Yah. Wawancara Tentang Legenda Dusun Trawas
Hari Minggu, 31 Agustus 2008, 21.00-21.30 WIB

0 comments:

Post a Comment

 

My Blog List