BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian kami tentang asal usul Desa Trawas
bertujuan untuk mengetahui awal mula berdirinya Desa Trawas dan mengetahui
siapa yang mendirikan atau membabat alas. Selain itu agar kita lebih
menghormati dan mencintai Desa tersebut.
B.
Tujuan
Pembahasan
Tujuan
kami menulis pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai
salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam tugas mata pelajaran sosiologi
2. Agar
pembaca bisa mengetahui asl usul Desa Trawas, mengetahui siapa yang membabat
Desa Trawas secara jelas
3. Untuk
mengetahui wilayah Desa Trawas
4. Agar kita
dapat mengetahui bagaimana kejadian-kejadian yang di alami Desa Trawas
5. Agar
pembaca dapat mengetahui bagaimana tradisi yang dilakukan oleh warga Desa
Trawas.
C.
Pembahasan
Maslah
Penulisan
karya tulis ini perlu kiranya ada ada sebuah batasan yang nyata dalam ruang
lingkupnya agar tidak terjadi salah faham dan kesimpang-siuran baik mengenai
susunan kalimat dan urutan dalam masalah yang diuraikan sehingga penulis bisa
mencapai sasaran yang di inginkan. Maka dari itu, penulis memberikan batasan
hanya pada legenda Desa Trawas beserta monografinya.
BAB II
MONOGRAFI
1.
Keadaan
Geografis
a. Luas Desa Trawas : 227, 27
ha
b. Batas wilayah Desa Trawas
Sebelah Utara : Jaten dan Tamiajeng
Sebelah Timur : Ketapan Rame
Sebelah Selatan : Hutan
Sebelah Barat : Hutan
2.
Mata
Pencaharian
a. Petani ( mayoritas
)
b. Pedagang
c. Pegawai
d. Tenaga
Kasar
3.
Kepercayaan
atau Religi Yang Dianut
a. Islam : 95 %
b. Kristen
atau katolik : 3,5 %
c. Hindu atau
Budha : 1,5 %
d. Aliran
Kepercayaan : 0 %
4.
Jumlah
Penduduk per Dusun di Desa Trawas
a. Menurut
Jenis Kelamin
1. Dusun
Trawas laki-laki : 732
Jiwa
Perempuan : 754
Jiwa
2. Dusun
Jara’an laki-laki : 720
Jiwa
Perempuan : 750
Jiwa
3. Dusun
Kemloko laki-laki : 440
Jiwa
Perempuan : 462
Jiwa
b. Menurut
Usia
1. 0 – 5
Tahun : 276 Jiwa
2. 6 – 20
Tahun : 888 Jiwa
3. 21 – 55
Tahun : 1. 951 Jiwa
4. 55 – ke
atas : 703 Jiwa
5.
Jumblah RT
/ RW Desa Trawas
a. Dusun
Trawas : RT : 11
: RW : 3
b. Dusun
Jara’an : RT : 10
: RW : 3
c. Dusu
Kemloko : RT : 6
: RW : 2
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Legenda
Dusun Trawas
Menurut perkiraan seorang dalang Trawas yang
bernama Mbah Sudarso, kemungkinan nama Desa Trawas di ambil dari nama sebuah
pohon di Sumber Macan yang di bawahnya mengalir sebuah sumber yang airnya
sangat jernih dan sangat bermafaat bagi penduduk Desa Trawas dan sekitarnya.
Beliau juga mengatakan bahwa beliau tidak mengetahui sejarah Desa Trawas, karena kebetulan ayah
dan kakeknya yang kebetulan juga seorang dalang tidak mewariskan atau
menceritakan sejarah asal mula Desa Trawas. Beliau hanya menyebutkan nama-nama
orang yang menjabat sebagai lurah Desa Trawas . Yang nama-namanya sebagai
berikut :
1. Bapak
Rangsa
2. Bapak
Sariban
3. Bapak Suma
4. Bapak
Sudin
5. Bapak
Suwardi Hadi Wardaya ( Tahun 1965 – 1985 )
6. Bapak
Sundusin ( Tahun 1985 – 1995 )
7. Bapak
Kadarto ( Tahun 1995 – 2005 )
8. Bapak
Utomo ( Tahun 2005 – sekarang )
|
Sejarah Desa Trawas memang tidak diketahui secara
jelas dan mendetail, ini disebabkan karena, pada zaman Belanda, kuburan orang
yang membabat Desa Trawas yang terletak di Sumber Macam dikuasai oleh orang
Belanda. Penduduk Trawas tidak boleh datang kesana, alhasil penduduk Trawas
tidak mengetahui asal-usul Trawas, beserta pembabat Desa Trawas. Di atas
kuburan itu Belanda membuat kincir air yang di alirkan ke Villa orang Belanda
yang dulu terletak ditengah-tengah Lapangan Trawas.
B.
Legenda
Sumber Macan
Pada zaman dahulu ada sepasang suami istri yang
hidupnya pas-pasan. Dalam kehidupanya mereka makan dan minum seadanya. Suatu
hari mereka kekurangan air untuk kebutuhan hidupnya terutama untuk minum. Rasa
haus dan dahaga menyerang mereka berdua selama beberapa hari. Mereka berdua
tidak sanggup menahan rasa haus, dan suatu ketika mereka pergi kesuatu tempat
untuk mencari air minum. Tiba-tiba disuatu hari mereka merasa terkejut karena
mereka melihat seekor Harimau putih yang tingginya seperti kuda. Harimau
tersebut menggali tanah dibawah pohon beringgin dengan sangat cekatan, setelah
lama mereka memperhatikan Harimau, mereka dikejutkan oleh hilangnya Harimau
tersebut, mereka berdua merasa takut sehingga bulu kuduk seakan berdiri. Tapi
mereka sangat menenangkan diri dan meyakinkan diri bahwa itu merupakan petunjuk
baginya untuk mendapatkan air. Pasangan suami itupun mendekati galian tersebut
dan melanjutkan menggalinya, sungguh aneh dan ajaib, tanah galian itu
mengeluarkan air. Akhirnya suami istri tersebut dapat menghilangkan rasa
hausnya dengan air yang memancarkan dari tanah galaian tersebut. Menurut suatu
riwayat, setiap malam hari Harimau tersebut datang kesumber air tersebut dan
minum disana. Oleh karena itu sumber air tersebut dinamakan “SUMBER MACAN.“
C.
Petunjuk
Dari Sumber Macan
Menurut sesepuh Desa Trawas, sekitar puluhan tahun
yang lalu ada seorang warga Desa Trawas yang menderita penyakit asam urat,
sehingga ia tidak bisa berjalan, orang itu bernama Pa’un. Dalam kesehariannya
dia selalu merangkak untuk menuju suatu tempat, suatu hari ia pergi ke Sumber
Macan yang dikeramatkan oleh penduduk Desa Trawas. Disitu ia meminta petunjuk
agar dia diberi kesembuhan, saat ia meminta petunjuk, tiba-tiba ada suara gaib
yang memanggil namanya, Suara gaib tersebut mengatakan bahwa Pa’un harus pergi
ke Sumber Macan pada jam 24.00 dini hari. Dia harus pergi kesana sendirian
tanpa teman. Setelah malam tiba, tepatnya jam 23.30 Pa’un pergi ke Sumber Macan
sendirian dengan merangkak.
Setelah tiba disana, dia mohon petunjuk di bawah
pohon beringin. Tiba-tiba datang suara gaib yang menyerukan kepada Pa’un bahwa
dia harus menangkap sesuatu yang jatuh dari pohon beringin tersebut. Karena itu
adalah obat dari penyakitnya. Setelah ia lama menunggu, akhirnya jatuh seekor
anak kera hitam tepatnya jam 12.00 siang. Pa’un menangkap anak kera tesrebut
dan membawanya pulang. Sesampainya di rumah. Akhirnya, selang beberapa hari
penyakit Pa’un sembut dan ia dapat berjalan normal.
D.
Maut Dari
Sumber Jiddin
Sumber Jiddin adalah sumber yang letaknya tidak seberapa
jauh dari Sumber Macan. Kata para sesepuh, Sumber Jiddin adalah sumber yang
jahat. Disana terdapat macam-macam ikan yang tampak saat ada orang yang berada
disana. Suatu hari, ada seorang warga desa Trawas yang bernama Sarim. Orang
tersebut pulang dari sawah dan mandi di Sumber Jiddin. Tiba-tiba dia melihat
seekor ikan kuthuk di pinggir sungai di Sumber Jiddin. Sarim menangkap ikan itu
dan membawanya pulang. Sesampainya di rumah, dia segera membakar ikan itu untuk
dijadikan lauk. Dia makan dengan sangat lahapnya. Setelah selesai makan, Salim
merasakan sakit pada perutnya. Dia mengeluh pada keluarga dan tanpa disadarinya
dia berkata “Kembalikan anakku, kembalikan anakku!” Keluarga yang ada di
dekatnya merasa bingung dan khawatir. Mereka menghawatirkan jikalau kan kuthuk yang dimakan
Sarim itu adalah anak ikan Penunggu Sumber Jiddin. Setelah kata-kata itu
terucap dari mulut Sarim berulang-ulang, akhirnya ia meninggal dunia.
Orang-orang di sekitarnya beranggapan bahwa Sarim meninggal dikarenakan tidak
mengembalikan anak ikan penunggu Sumber Jiddin yang telah dimakannya. Mereka
berpedoman pada kata-kata Sarim sebelum meninggal dunia yaitu “Kembalikan
Anakku!”
E.
Legenda
Dusun Jara’an Dan Kemloko
Dusun Jara’an diambil dari nama sebuah pohon yang
bernama pohon JARA’AN. Kemloko juga diambil dari sebuah pohon yaitu KEMLOKO
yang sekarang terletak di bukit ASRI. Pembabat dusun Kemloko yaitu Mbah Bambang
Buntoro Arjo. Sebelum ada Kerajaan Majapahit dusun Kemloko sudah terbentuk
namun belum menggabungkan diri dengan desa Trawas. Pada waktu itu namanya
adalah Desa Bintoro Gede, kemudian dirubah namanya menjadi KEMLOKO GEDE,
kemudian diubah lagi jadi KEMLOKO, kemudian Dusun Kemloko, Jara’an dan Trawas
bergabung jadi satu Desa Trawas.
F.
Tradisi
Desa Trawas
1. Maulid
Nabi : Peringatan hari besar Islam
2. Bari’an
(dawuan) : Tradisi
yang dilakukan setiap tahun pada saat menjelang musim tanam yang tujuannya
meminta kepada Tuhan YME supaya mata airnya besar.
3. Tasyakuran
Hari Kemerdekaan (Malam 17, tapi sifatnya sederhana)
4. Gotong
Royong membangun tempat ibadah
5. Saat 7
bulanan (Tingkepan) menjelang Kenduri Calon bapak menyerahkan kelapa muda kepada salah satu sesepuh desa
yang menggambarkan Arjuna dan Srikandi. Digambarkan Arjuna supaya sifat dan
kelakuannya seperti Arjuna yang jujur, adil dan tampan, sedangkan Srikandi
supaya sifatnya seperti Srikandi yang lemah lembut, baik hati dan tidak
sombong. Setelah itu calon Bapak dan Ibu dimandikan di sungai dengan dikramasi
sekalian. Pada saat pulang dan pergi calon Bapak membawa sabit dan diayun-ayunkan
dengan tujuan menolak balak agar kelahiran bayi bisa berjalan dengan lancar.
6. Setiap
Jum’at legi mengadakan slametan dan membuat among-among dengan tujuan mendoakan
Ahli Kubur.
BAB III
PENUTUP
Alhamdulillahirobil
alamin.
Segala
puji bagi Allah, akhirnya kami mampu menyelesaikan tugas penulisan makalah
tulis ini. Tak lupa kami ucapkan beribu-ribu terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan Karya Tulis ini, terutama kepada Bapak
Ibu guru pembimbing yang telah membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan
Karya Tulis ini tepat pada waktunya.
Tentunya
kami menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis ini masih banyak mendapat
kekurangan serta kesalahan Baik mengenai bahasa penulisan, penyusunan, atau
apapun yang berhubungan dengan karya tulis ini. Untuk itu kami sebagai penulis
mohon kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat memperbaiki
segala kesalahan yang telah kami perbuat guna perbaikan penulisan yang baik
dimasa mendatang. Dan jika ada kesalahan kami dengan rendah hati mohon ma’af
yang sebesar-besarnya.
Semoga
dengan karya tulis kami buat ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Dan
kami sebagai penulis tak lupa mohon taufik, hidayah, serta inayah kepada Allah
ta’ala mudah-mudahan makalah ini bisa berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Sebagai
ungkapan terakhir, ucapan Jaza Kumullah Ahsanal Jaza’. Semoga amal kebaikan
yang telah Bapak Ibu Guru dan Saudara-saudara yang telah membantu kami dapat
diterima di sisi Allah dan semoga mendapatkan balasan yang layak serta tercatat
sebagai amalan yang sholeh. Amien….
Penulis
A.
Kesimpulan
1. Desa
Trawas adalah sebuah desa yang tidak diketahui sejarahnya.
2. Seseorang
yang selalu berusaha dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi persoalan hidup
akan dapat mencapai apa yang diinginkan dengan mudah dan hasil yang memuaskan
3. Petunjuk
dan pertolongan Allah dapat sampai pada makhluknya dengan perantara makhluk
lain
4. Kita tidak
boleh gegabah / ceroboh dalam bertindak jika kita menjumpai sesuatu hal yang
asing yang tidak biasa kita jumpai
5. Nafsu yang
tidak terkendali dapat menimbulkan kecerobohan dan kecerobohan dapat
menimbulkan kesengsaraan dan malapetaka
6. Pada zaman
penjajahan Belanda, Sumber Macan merupakan kuburan, yang diatasnya dibangun
kincir air yang dialirkan ke villa yang dulu berdiri di tengah lapangan Trawas.
B.
Saran
1. Dengan
mempelajari makalah ini kita dapat mengetahui bagaimana asal mula Desa Tarwas,
Siapa yang membabad desa tersebut. Jumlah penduduk di setiap Dusun dan
tradisi-tradisi yang dilakukan oleh warga Desa Trawas.
2. Apabila
dalam penyajian ini ada yang kurang memuaskan atau meragukan, kurang jelas,
pembaca dapat menanyakan kepada warga Desa Trawas.
3. Pelajarilah
sesuatu dengan benar sehingga dalam pelaksanaannya tidak ada kesalahan yang
fatal.
Demikian kesimpulan dan saran-saran dalam
pelaksanaan sampaikan, atas segala kekurangan dalam hal penyusunan maupun
pengetikan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami mengharapkan saran
dan kritik demi kesempurnaan makalah ini. Tak lupa juga kami menghaturkan puji
syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayat-Nya maka kami dapat
menulis dan menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
- Bpk Diro, Wawancara Tentang Legenda Dusun Trawas.
Hari
Minggu, 31 Agustus 2008, 20.30-21.00 WIB
- Bpk Purnaji, Wawancara Tentang Monografi Desa Trawas
Hari
Sabtu, 30 Agustus 2008, 18.00-19.00 WIB
- Bpk Samiaji, Wawancara Tentang Legenda Dusun Trawas.
Hari Rabu,
27 Agustus 2008, 14.30-15.00 WIB
- Bpk Tahiyat, Wawancara Tentang Legenda Dusun Kemloko.
Hari
Sabtu, 30 Agustus 2008, 19.00-20.00 WIB
- Ibu Tamah, Wawancara Tentang Legenda Dusun Trawas.
Hari Rabu,
17 Agustus 2008, 18.30-19.30 WIB
- Ibu Yah. Wawancara Tentang Legenda Dusun Trawas
Hari
Minggu, 31 Agustus 2008, 21.00-21.30 WIB
0 comments:
Post a Comment