WoW dotA Allstars

This is Description

Thursday, May 28, 2015

Makam Pengulu / Kyai Surgi Desa Tamiajeng





KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan wali sebagai kekasih-Nya, yang dianugerahi kelezatan ibadah dan penyingkapan berbagai rahasia, sekaligus kosong hatinya dari rasa takut dan resah.
Sholawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad: manusia termulia dan sebaik-baiknya pimpinan umat ; dan kepada para istrinya yang telah dinobatkan oleh Allah sebagai ibu kaum Mukminin dan Mukminat ; juga para keluarganya

BAB I
PERTAMA KALI MAKAM MBAH SURGI DIBANGUN

            Fulan, ( sengaja namanya kami samarkan ) yang kesehariannya mencari rumput ( ngarit ) dia juga begitu taatnya kepada ibunya, sehingga dia seperti “Uwes Al-Qorni” dia berangkat mencari ilmu, diwaktu mencari ilmu, diwaktu mencari ilmu, ia disuruh Supratikno Muslim, yang konon diikuti Mbah Abdul Qodir Jilani Sini, untuk melakukan tirakat yang berupa “melek bengi” selama 41 malam,terus 33 malam, dilanjutkan 21 malam, 15 malam, 7 malam, 3 malam, dan diakhiri satu hari satu malam. Setelah fulan menjalani tirakat tersebut, beberapa hari kemudian Mas Tik – begitulah kesehariannya di panggil silaturrohmi kerumahnya Fulan, dan dia bertanya: “ di daerah sini ada berapa makam tuanya….? Begitulah Mas tik bertanya, “ada lima” jawab Fulan “Kyai Surgi, Mbah agung Pinayungan, mbah agung Penanggungan, mbah Surodito, Dewi Sri Utami” lanjut Fulan, Mas Tik berkata “Ramuten Pesareane Kyai Surgi, sopo sejatine Kyai Surgi itu?”.
Pertanyaan yang pantas untuk dicarikan jawaban. Hari terus berlalu, Fulan masih bingung, silaturrohmi lagi ke Pak Sueb, (dia termasuk orang “pinter”) yang akhirnya, Fulan sowan ke Kyai Madun (begitulah keseharian KH. Achmad Ali Ridho dipanggil) dan bertanya sekaligus minta saran tentang Kyai Surgi,
“Kados pundi, misale kulo mbangun pesareane Kyai Surgi?” Fulan bertanya, “Yo apik ae, istilahe melasi” jawab Kyai Madun singkat, jawaban yang singkat itu membuat hati ini bertanya, apakah jawaban seperti itu merupakan Istidroj (ngelulu-jawa) atau apa? Yang jelas jawaban tersebut, memang apa adanya, dan juga menunjukkan keseharian Kyai Madun (jarang bicara), kalau toh jawaban tersebut merupakan Istidroj, Mengapa, pertama kali membangun Makam, bangunan kekurangan batu beliau mengangkut sendiri?, Kyai Madun pun bantu mecah batu, Sampai beliau jatuh sakit? (mudah-mudahan beliau diberi umur yang panjang dan kesehatan oleh Allah).
Berangkat dari mencari ilmu, tirakat, sampai sowan, berbagai cobaan dan rintangan sekaligus cemoohan, dihadapi oleh Fulan dengan tabah dan sabar, akhirnya pada hari Ahad pon, 17 Rojab 1424 H, bertepatan 14 September 2003, dibangunlah pesarean Kyai Surgi, yang Insya Allah, bangunan tersebut penuh arti. Yang diminta Kyai Surgi melalui isyaroh-isyaroh yang diberikan lewat pak Sueb.

BAB II
ARTI BANGUNAN
            Abad lebih, ada wali Allah yang kita telah kita “lontarkan” tanpa ada seorang pun yang ngurus wali tersebut. Padahal kalau kita mau menengok sejarah wali tersebut, begitu besar pengorbanan dan perjuangannya, sehingga “sawab barokah” dari beliau kita bisa hidup di alam pegunungan, nan sejuk, damai, dan tentram laksana.
            Tapi sebelum kita punya angan-angan, apalagi merasakan “Baldatun toyyibatun warobbun ghofur” kita lebih dulu merasakan “ bonus “ adzab dari Allah (longsor ada dimana-mana) gara-gara ada wali Allah yang sengaja atau tidak kita sudah “menelantarkan “ lebih dari 700 tahun. Mengapa anda terdiam dan membisu, tidak mampu berkata apapun, akuilah bahwa kita semua telah “menelantarkan” wali Allah atau kekasih Allah selama 700 tahun lebih, padahal beliau tidak pernah merasakan hidup enak yang seperti kita rasakan sekarang ini.
Al Hamdulillah, Bi’aunillah, kita sekarang bisa merawat makam beliau, walaupun masih jauh dan jauh kalau dibanding dengan perjuangan dan pengorbanan beliau, semoga Allah memperbaiki keadaan kita sekarang barokahnya Kyai Surgi.
Umat Islam, yang punya keyakinan ziaroh itu di perbolehkan, sepantasnya kalau ziaroh tanpa melihat apa arti/makna bangunan itu. Tapi kita harus lurus dengan tujuan kita, kalau kita ke makam, hanya untuk ziaroh dan wasilah, tanpa ada tujuan yang lain, wala yaltafit yaminan wala syimalan. Tapi, apa salahnya kalau kita mengetahui arti bangunan, untuk menambah pengetahuan dan keyakinan kita?
Membahas arti bangunan, begitu pula dengan bangunan makam Kyai Surgi.
Pertama kita masuk ada tulisan ”Assalamu’alaikum ya ahlal qubur inna Insya Allah bikum lkhikun” maksudnya kalau kita masuk ke makam, makam manapun, kita harus mengucapkan salam, karena orang yang ada di dalam kubur melihat siapa yang datang, siapa yang mengucap salam.
Kita berjalan melewati undak yang jumlahnya ada 25, kita mengingat sekaligus menghafal nama-nama nabi/rasul yang jumlahnya ada 25, sebab, orang Mukallaf (sudah baligh) wajib menghafal nama-nama nabi/rasul secara tafsir ( perinci ).
Mendekati masuk makam, ada 3 undak, maksudnya lengkapilah kehidupan kita dengan : Islam, Iman, Ikhsan, atau lebih mudah, “ lek ono lepek, yo kudu ono gelas, nek ono gelas yo kudu ono tutup” kalau kita hidup tanpa adanya Islam, Iman, dan Ikhsan, apa artinya? Dan apa bedanya kita dengan binatang?.
Masuk pintu, pintu di makam Kyai Surgi terbuat dari kayu jati, maksudnya : “yo’ opo sejatine wong urip lan opo sejatine wong ziaroh” sejatine wong urip adalah : Ibadah kepada Allah.
Kijing (yang ada di dalam makam) terdiri atas 5 undak, artinya : Bahwa manusia tidak terlepas dari nafsu, nafsu itu sendiri ada 5 yaitu : Nafsu Ammaroh, Lawwamah, Mutmainnah, Mulhamah, dan nafsu Rodhiyah.
Juga ada tulisan :
“Makam ingkang bedah kerawang dusun Tamiajeng Kecamatan Trawas”
Artinya : Walau beliau asli dari Jaziroh Arab, tapi beliau masih menjunjung tinggi adat-adat jawa. Terus, bagaimana dengan kita?
Tulisan tersebut, menunjukkan bahwa beliau seorang waliyullah ( kekasih Allah ).

BAB III
ISYAROH PAKAIAN
            Mode, umat Islam baik laki-laki maupun perempuan, seringkali terbius dengan yang namanya mode, kalau kita tidak mengikuti mode, kita ketinggalam zaman, kolot, ndeso, dan lain-lain, itulah kata-kata yang sering kita dengar dari remaja kita. Tanpa memperhatikan yang namanya aurot.
            Kita semua tahu, kalau membuka aurot, Haram hukumnya, yang di pikirkan remaja kita, yang penting mode, mode dan mode, mas’alah aurot, ditaruh dinomor sekian, sekali lagi kita terbius mode.
            Kalau kita mengaku Muslim, berpakaianlah ala muslim, kalau kita mengaku Muslimah, berpakaianlah ala Muslimah, jangan terbawa derasnya arus orang yahudi dan nasroni.
            Kita punya pakaian, Kyai Surgi pun demikian, tapi yang jelas pakaian kita jauh kalau dibanding dengan pakaian Kyai Surgi, kalau pakaian Kyai Surgi, yang jelas menutup aurot juga penuh arti atau makna. Berikut ini kami uraikan tentang pakaian Kyai Surgi mulai dari sandal sampai udeng.
1.      “Sandal Jepit teko lulang” (Insya Allah) artinya : Orang dipasar, dimasjid, dijalan, orang baik, orang jelek, kalau bisa jepiten dadekno konco ( jadikan teman) kita tebarkan bendera Ukhuwah Islamiyah (saudara seagama)  sekaligus bendera Ukhuwah Basyariyah (saudara antar manusia). Yang diingini dari isyarah “sandal jepit” adalah “khabilum Minannas” kita juga membutuhkan “khabilum Minallah”.
2.      “Sarung plekat”  (Insya Allah) artinya : Kalau kita punya sarung, jangan Cuma dibuat ikat perut, jangan Cuma dibuat kalung, jangan Cuma dibuat kemul, tapi kalau punya sarung gawien bebetan / sarungan sing apik, gunakno sembayang.
Kedua isyaroh tersebut menyangkut “khabilum Minannas dan khabilum Minallah” mudah mudahan kita bisa melakukannya.

3.      “Baju Komprang” (Insya Allah) artinya : Jadilah orang Sakho’ ( loman ) jangan jadi orang Bkhil ( pelit ).
4.      “Sabuk Ombo teko Lulang” (Insya Allah) artinya : Rapetno wetengmu teko barang haram, tegese gole’o barang seng halal, tinggalno barang seng haram. Dan juga Sabuk Lulang mengandung arti :  seng sering luwe. Karena salah satu obatnya hati adalah, weteng luwe  kita ingat pujian : tombone ati iku lima wernane, moco Qur’an diangen-angen sa’ ma’nane…………..(sampai akhir).
5.      “Udeng siji werno telu” Merah, Hitam dan putih.
Merah menunjukkan kemarahan, Hitam menunjukkan kejahatan, Putih menunjukkan kesabaran. (Insya Allah) artinya : Semerah-merahnya orang, masih ada putihnya ( bagaimanpun orang marah, masih ada kesabarannya ). Dan seterusnya bisa dibolak balik.

Setiap Udeng pasti ada lincipe, dan ditaruh di belakang, apa itu artinya? (Insya Allah) artinya : kalau kita berjuang jangan sampai kita Riya’  tapi yang ikhlas. Nek duwe udeng lincipe ojok di dekek nok ngarep ( kalau berjuang jangan menjadi pahlawan kesiangan ngaku-ngaku ).

Mudah mudahan kita semua bisa melakukan yang isyaroh tersebut, karena isyaroh tersebut juga merupakan perintah agama, Amin.



BAB II
ARTI BANGUNAN

7 abad lebih, ada wali Allah yang kita telah kita “Lontarkan” tanpa ada seorang pun yang ngurus wali tersebut. Padahal kalau kita mau menengok sejarah wali tersebut, begitu besar pengorbanan dan perjuangannya, sehingga “sawab barokah” dari beliau kita bisa hidup di alam pegunungan, nan sejuk, damai dan tentram laksana.
Tapi sebelum kita punya angan-angan, apalagi merasakan “Baldatun toyyibatun warobbun ghofur” kita lebih dulu merasakan “bonus” adzab dari Allah (longsor ada dimana-mana) gara-gara ada wali Allah yang sengaja atau tidak kita sudah “menelantarkan” lebih dari 700 tahun. Mengapa anda terdiam dan membisu, tidak mampu berkata apapun, akuilah bahwa kita semua telah “menelantarkan” wali Allah atau kekasih Allah selama 700 tahun lebih, padahal beliau tidak pernah merasakan hidup enak yang seperti kita rasakan sekarang ini.
Al Hamdulillah, Bi’aunilah, kita sekarang bisa merawat makam beliau, walaupunmasih jauh dan jauh kalau dibanding dengan perjuangan dan pengorbanan beliau, semoga Allah memperbaiki keadaan kita sekarang barokahnya Kyai Surgi.
Umat Islam, yang punya keyanikan ziaroh itu diperbolehkan, sepantasnya kalau ziaroh tanpa melihat apa arti/makna bangunan itu. Tapi kita harus lurus dengan tujuan kita, kalau kita kemakam, hanya untuk ziaroh dan wasilah, tanpa ada tujuan yang lain, wala yaltafit yaminan wala syimalam. Tapi, apa salahnya kalau kita mengetahui arti bangunan, untuk menambah pengetahuan dan keyakinan kita?
Membahas arti bangunan, begitupula dengan bangunan makam Kyai Surgi.
Pertama kita masuk ada tulisan “Assalamu’alaikum ya ahlal qubur inna Isnya Allah bikum lakhikun” maksudnya kalau kita masuk kemakam, makam manapun, kita harus mengucap salam, karena orang yang ada di dalam kubur melihat siapa yang datang, siapa yang mengucap salam.
Kita berjalan melewati undak yang jumlahnya ada 25, kita disuruh mengingat sekaligus menghafal nama-nama nabi/rosul yang jumlahnya ada 25, sebab, orang Mukallaf (sudah baligh) wajib menghafal nama-nama nabi/rosul secara tafsir (perinci).
Mendekati masuk makam, ada 3 undak, maksudnya lengkapilah kehidupan kita dengan : Islam, Iman, Ikhsan, atau lebih mudah, “nek ono lepek, yo kudu ono gelas, nek ono gelas yo kudu ono tutup” kalau kita hidup tanpa adanya Islam, Iman dan Ikhsan, apa artinya? Dan apa bedanya kita dengan binatang?
Masuk pintu, pintu dimakam Kyai Surgi terbuat dari kayu jati, maksudnya “yo, opo sejatinewong urip lan opo sejatine wong ziaroh” Sejatine wong urip adalah : Ibadah kepada Allah.
Kijang (yang ada di dalam makam) terdiri atas 5 undak, artinya : Bahwa manusia tidak terlepas dari nafsu, nafsu itu sendiri ada 5 yaitu : Nafsu Amaroh, Lawwamah,
PENUTUP

Ya Allah, segala puji bagi-Mu, dan dari Mu lah segala karunia Benar, engkau adalah tuhan kami dan kami adalah budak-MU. Dan engkau selalu pantas menyandang hal itu. Engkau adalah pegangan dan harapan kami dan limpahan sholawat dan salam kepada pimpinan kami, Nabi Muhammad serta kepada keluarga dan para sahabatnya, dan segala puji syukur hanyalah untuk Allah tuhan alam semesta, sebanyak jumlah mahluk-Nya. Keridhoan Nya, ukuran Arsy Nya dan tinta kalimat Nya.

0 comments:

Post a Comment

 

My Blog List