
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Prospek pengusahaan jamur kayu di Indonesia cukup cerah karena kondisi alam maupun
lingkungan Indonesia
cocok untuk budidayanya. Selain itu, bahan baku untuk pembuatan substrat / log tanam
cukup berlimpah dan bibit yang unggul juga sudah tersedia sehingga untuk
memulai usaha tidak perlu membeli dari luar negeri.
Sejak tahun 1990 Indonesia termasuk salah satu
negara yang memiliki potensi besar dalam
bisnis jamur. Jamur yang banyak dibudidayakan di Indonesia antara lain : Jamur tiram
(shimeji), jamur cokelat-hitam (shiitake), jamur kuping (hiratake), dan jamur
kompos (champignon).
Selain karena 2 alasan tersebut jamur
dibudidayakan ada juga alasan lain kenapa jamur dibudidayakan yaitu nilai
manfaatnya yang banyak, selain bisa digunakan sebagai konsumsi / bahan makanan
tapi juga bisa dipakai untuk obat-obatan.
1.2 PEMBATASAN MASALAH
Dalam
penulisan ini penulis membatasi :
1.
Faktor-faktor apa saja yang menunjang
pertumbuhan jamur?
2.
Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam
pembudidayaan jamur?
3.
|
4.
Apa saja langkah-langkah dan bahan-bahan yang
digunakan dalam membudidayakan jamur?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk mengetahui faktor-faktor penunjang
pertumbuhan jamur
2.
Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan dalam pembudidayaan jamur
3.
Untuk mengetahui langkah-langkah dan bahan-bahan
apa saja yang digunakan untuk membudidayakan jamur
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.
Untuk menambah bahan bacaan bagi siswa SMAN 1
Trawas, agar mengetahui lebih jauh tentang jamur
2.
Untuk mengetahui apa manfaat dan kandungan
nutrisinya
1.5 METODE PENELITIAN
Penyusunan
laporan penelitian dengan judul “SISTEM BUDIDAYA JAMUR” ini menggunakan 2
metode yaitu :
1.
Sumber data objektif
Adalah data-data yang diambil / diperoleh dengan
mempelajari buku (literatur) yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.
2.
Sumber data objektif eksperimental
Adalah data-data yang diperoleh dari hasil
penelitian jamur langsung atau terjun lapangan.

LANDASAN TEORI
Lebih
dari 70.000 jenis jamur telah dikenal sejak lama. Jamur tersebut umumnya masih
hidup liar di hutan, kebun, pertamanan, ataupun pekarangan rumah. Walaupun
jenis yang memiliki nilai ekonomi tinggi
masih kurang dari 1%, tetapi potensi jamur di bidang pertanian, kehutanan,
industri, lingkungan, bahan makanan, dan bahan berkhasiat obat sangat tinggi.
Di beberapa negara, jamur merupakan salah satu komoditas andalan untuk pasar
lokal dan ekspor. Contohnya adalah jamur merang, tiram, shiitake, kuping,
champingnon, ling-zhi, dan sebagainya.
Di
Indonesia jenis jamur yang sudah lama dibudidayakan adalah jamur merang,
terutama didataran rendah yang memiliki temperatur antara 26-320.
Karena persyaratan budidayanya sangat sederhana maka jamur ini banyak
dibudidayakan oleh petani di hampir semua tempat di daerah rendah. Sejalan
dengan permintaan pasar yang meningkat maka beberapa jenis jamur, selain jamur
merang, kemudian banyak dibudidayakan di Indonesia. Jenis jamur itu antara
lain Jamur Tiram (Shimeji). Jamur cokelat-hitam (Shiitake), jamur kuping
(hiratake), dan jamur kompos (Champignon). Sejak tahun 1990 Indonesia termasuk salah satu
negara yang memiliki potensi besar di dalam agrobisnis jamur, baik dalam bentuk
segar ataupun hasil olahannya (jamur kering, serbuk jamur, atau jamur kalengan).
Jamur-jamur
yang biasanya dikonsumsi atau jamur yang dapat dijadikan bahan makanan, yaitu :
1.
Jamur tiram (pleurotus ostreatus)
2.
|
3.
Jamur shiitake (lentinus edodes)
Sementara jamur yang berkhasiat
obat yaitu
1.
Jamur ling-zhi / lingshih (genoderma lucidum)
2.
Jamur Maitake (grifolia frondosa)
BAB III

3.1 PEMBAHASAN MASALAH
3.1.1
FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG PERTUMBUHAN JAMUR
Bibit-bibit yang ditanamkan akan tumbuh menjadi
banyak dan menyebar dalam bentuk serat. Dari miselia tersebut akan tumbuh tubuh
buah, tergantung pada lingkungan yang menunjang. Oleh karena itu, di dalam
pemeliharaan jamur, masalah yang berhubungan dengan lingkungan harus
benar-benar dikelola secara baik. Masalah tersebut antara lain :
1.
Air
Di
sini peranan air sangat penting karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan miselia jamur. Apabila kandungan air terlalu sedikit,
pertumbuhan dan perkembangannya akan terhenti sama sekali. Sebaliknya, jika air
terlalu banyak maka miselia akan membusuk dan mati.
2.
Sumber nutrien
Jamur
memerlukan sumber nutrien atau makanan dalam bentuk unsur-unsur seperti
nitrogen, fosfor, belerang, kalium, serta beberapa unsur lainnya. Di dalam
jaringan kayu unsur-unsur ini sudah tersedia walaupun tidak sebanyak yang
dibutuhkan. Oleh karena itu, perlu penambahan dari luar misalnya dalam bentuk
pupuk atau dengan cara lainnya.
|
3.
Temperatur
Jamur
akan tumbuh pada kisaran temperatur antara 22-28 0C. dari beberapa
hasil percobaan penanaman, ternyata pada dataran rendah, dengan temperatur
antara 28-30 0C pada siang hari, jamur masih dapat tumbuh walaupun
agak terhambat dan hasilnya terbatas.
4.
Cahaya
Pertumbuhan
jamur sangat peka terhadap cahaya, misalnya cahaya matahari secara langsung.
Oleh karena itu, sebaiknya dipilihkan tempat yang teduh, misalnya di bawah
pohon pelindung atau di dalam ruangan.
5.
Raising
Usaha
untuk mengatur lingkungan yang optimal bagi miselia jamur untuk membentuk
“tubuh buah”, misalnya dengan pengaturan temperatur optimal 12-15 0C
dan kelembapan antara 94-98 %. Atau dengan merendam substrat tanam selama 3-4
jam di dalam air dengan temperatur antara 11-13 0C.
3.1.2
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PEMBUDIDAYAAN JAMUR
Sebelum memulai pembudidayaan jamur ada beberapa
hal yang harus diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kuantitas maupun
kualitas jamur yang dihasilkan.
1.
Sanitasi dan kebersihan lingkungan tempat
pemeliharaan, terutama masalah lahan, air dan udara.
2.
Ruangan tempat pemeliharaan
3.
Bahan baku
dan bahan tambahan lainnya sebagai bahan pembuatan substrat tanam
4.
Kualitas bibit
5.
Cara budidaya, khususnya yang menyangkut
kelembapan ruangan, kadar air, substrat, temperatur ruangan, sistem aerasi,
cahaya, kehadiran, hama
penyakit.
6.
Pengelola, petugas yang berhubungan langsung
dengan budidaya, harus mengutamakan kebersihan, ketelitian, dan kesabaran
selama bertugas.
7.
Perlengakapan, petugas dan permodalan yang
dibutuhkan cukup memadai.
Selain 7 hal yang harus diperhatikan di atas,
adapula faktor-faktor lain sebagai penentu keberhasilan yaitu :
1.
Pilih lahan yang memenuhi persyaratan yang
meliputi
a)
lahan yang cukup rata
b)
ketinggian lokasi budidaya optimal
c)
letak strategis
2.
Pilih bibit unggul yang terurai baik
3.
Pertimbangan ketersediaan bahan baku
Sumber
bahan baku
untuk pembuatan substrat tanam berlimpah dalam bentuk serbuk gergaji kayu
(sekitar 90%) dan bekatul (sekitar 3%)
4.
Siapkan SDM yang memenuhi syarat
Tenaga
kerja yang diambil sebaliknya yang rajin, cermat, dan cekatan
5.
Tentukan skala usaha
6.
Perhitungan kebutuhan lahan dan bangunan
7.
Perincikan kebutuhan peralatan
8.
Rencanakan pembagian organisasi pelaksana
3.1.3
Manfaat-manfaat dari jamur itu sendiri
Dalam kehidupan manursia, jamur dapat memberikan
manfaat langsung dan manfaat tak langsung. Manfaat langsungnya.
1)
Manfaat langsung
Jamur
bisa dijadikan sebagai bahan makanan, misalnya :
Ø Jamur
merang (supa pare, paddy straw mushroom)
Ø Jamur
tiram (supa liat)
Ø Jamur
kuping (lember)
Ø Jamur
cokelat hitam (shitake)
Ø Supa
bulan atau suang bulan
2)
Manfaat tak langsung yaitu banyak jamur yang
menjadi bagian di dalam pembuatan obat-obatan tradisional misalnya jamu-jamu
ataupun obat-obatan modern. Jamur-jamur, yang tergolong manfaat tak langsung
antara lain :
Ø Jamur
maitake (grifolia frondosa) ~ untuk obat anti kanker, HIV-AIDS
Ø Jamur
ling-zhi (ganoderma lucidum)
~ untuk bahan obat anti kanker
~ peningkat kebugaran
~ penurun gula dan kolesterol darah
~ pengurai dan pemusnah karsinogen
~ untuk bahan obat gosok / balur
Ø Supa
kakabu
Selain 2 manfaat di atas, jamur juga memiliki
kandungan-kandungan nutrisi yang sangat bermanfaat dan memiliki khasiat obat
] Sebagao
bahan makanan jamur mengandung banyak vitamin seperti vitamin (vitamin B1),
Ribovlafin (vitamin B4), Niasin, Vitamin C, Biotin, dan sebagainya. Selain itu
juga terkandung mineral seperti K, P, Ca, Cu, Mg, serta beberapa mikro elemen
lainnya.
] Senyawa-senyawa
yang sangat bermanfaat dan memiliki khasiat pada jamur antara lain lentunar
(penurun gula dan kolesterol darah) pada jamur shiitake serta asam ganodermat
dan ganodermin cantivirus, anti kanker, pemusnah karsinogen) pada jamur ling-zhi.
3.1.4
Langkah-lankah dan bahan-bahan yang digunakan
untuk pembudidayaan jamur kayu.
1)
Pembuatan substrat tanam
Ø Bahan-bahan
pembuatan substrat / log tanam jamur kayu dan alat
a.
Serbuk gergaji kayu (biasanya dari kayu randu,
rakasia) {100 kg} ~ sebagai temapt tumbuh jamur dan memanfaatkan kayu sebagai
nutriennya.
b.
Bekatul {100 kg} ~ untuk memicu percepatan
pertumbuhan tubuh buah jamur.
c.
Gips {1,5 kg} ~ sebagai sumber penghasil sulfat
d.
Kapur {0,5 kg} ~ untuk mengatur pH substrat
tanam agar mendekati netral / basa.
e.
Tepung jagung {0,5} ~ untuk pengawetan
f.
Air bersih {40-45%}
g.
Kapas, kertas pembungkus kapas, reng/cincin ~
sebagai penutup
h.
Plastik
Ø Langkah-langkah
pembuatan substrat tanam
1.
Perendaman serbuk gergaji selama 12 jam
2.
Pengeringan sampai sisa kadar air 50%
3.
Pengomposan ~ bahan baku dicampur jadi satu kemudian di compos
selama 4-8 minggu dengan tujuan agar semua bahan yang sudah dicampur tersenyawa
antara media yang satu dengan media lain
4.
Pengisian ke polibek / ke dalam kantong plastik
ukuran 1 kg plastik ujung penutup. Setelah itu mulut kantong plastik di tutup
lagi dengan kertas pembungkus / aliminium foil
5.
Sterilisasi substrat tanam selama 4-6 jam
sebelum pembibitan dengan tujuan untuk menghambat pertumbuhan semua sajad hidup
yang mungkin terbawa bersama bahan baku.
Beberapa cara yang digunakan untuk sterilisasi misalnya dengan udara panas yang
bersuhu sekitar 100 0C dan tekanan tinggi antara 2-3 atmosfer.
2)
Pembuatan bibit jamur
Ø Alat
dan bahan-bahan pembuat bibit jamur
1)
Biji serealia (gandum, sorgum) atau
2)
Serbuk gergajian kayu (karet, pasang, saninten)
atau
3)
Serpihan kayu (karet, pasang, saninten)
4)
Botol / kantong plastik
5)
Serat kapas
6)
Kentang / kaldu kentang deksfrosa / air godogan
kentang + deksfrosa
Ø Langkah-langkah
pembuatan bibit jamur
1)
Pembuatan media dasar yaitu tempat untuk
menumbuhkan bibit murni sebagai hasil perpecahan spora yang berasal dari kaldu
kentang deksfora yang sudah ditempatkan di dalam tabung ataupun labu
erlenmeifer yang sudah steril. Bibit murni dapat dimasukkan ke dalam media
dasar tersebut.
2)
Pembuatan substrat bibit yang dibuat dari biji
sersalia, serpihan kayu, serbuk gergajian, kayu pembuatan subtrat sama dengan
pembuatan media dasar hanya berbeda bahan dasar yang digunakan.
3)
Memasukkan bibit jamur ke dalam inkubasi yang
bersuhu 24-28 0C selama 5 – 10 hari.
4)
Setelah 10 hari bibit murni yang sudah
ditumbuhkan pada media dasar di tanamkan ke dalam substrat bibit secara aseptik
/ steril dan di simpan lagi ke dalam ruang inkubasi untuk beberapa hari.
Setelah
beberapa hari bibit jamur yang di dalam ruang inkubasi di keluarkan dan siap
untuk pembibitan atau memasukkan bibit ke dalam polibek berisi substrat tanam
dengan cara
1)
Bibit jamur dihancurkan dulu lalu dimasukkan ke
dalam plastik polibek substrat tanam yang sudah di sterlisasi
2)
Substrat tanam yang sudah berisi bibit jamur
dimasukkan ke dalam ruang inkubasi selama 1 ½ bulan sampai miselium terlihat
putih, lalu bisa diletakkan di kandang yang sudah disiapkan dengan suhu 28 – 30
0C selama 4 bulan – 5 bulan /
sampai masa panen.
BAB IV

4.1 Kesimpulan
1)
Pertumbuhan jamur sangat tergantung pada
lingkungannya. Apabila lingkungannya baik maka bibit-bibit yang ditanamkan akan
tumbuh menjadi banyak dan baik juga. Oleh karena itu, di dalam pemeliharaan
jamur, masalah yang berhubungan dengan lingkungan harus benar-benar di kelola
secara baik, masalah tersebut antara : AIR, SUMBER NUTRIEN, TEMPERATUR,
CAHANYA, DAN RAISING.
2)
Dalam pembudidayaan jamur ada beberapa hal yang
harus diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kuantitas maupun kualitas
jamur yang dihasilkan antara lain : Sanitasi dan kebersihan lingkungan, ruangan
tempat pemeliharaan, bahan baku
dan bahan tambahan, kualitas bibit, cara budidaya, pengelola, perlengkapan
layang yang memenuhi persyaratan, bibit unggul yang terurai baik. Pertimbangan
ketersediaan bahan baku,
SDM yang memenuhi persyaratan, Menetukan skala usaha, perhitungan kebutuhan
lahan dan bangunan, Perincian kebutuhan peralatan,Perencanaan pembagian
organisasi pelaksana.
3)
|
4.2 Saran
Saat ini tidak semua lahan bisa ditanami
jenis-jenis tumbuhan jamur, akan tetapi, kita bisa memanfaatkan dan
mempraktekkannya di dalam ruang yang tak terpakai dalam keadaan bersih dan lembab.
Hanya dengan memanfaatkan serbuk gergajian kayu kita sudah bisa membudidayakan
tanaman jamur (jamur kayu).
DAFTAR PUSTAKA

|
1 comments:
terimakasih sangat membantu
Post a Comment