BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi
dewasa yang dimulai umur 8 – 14 tahun. Awal pubertas dipengaruhi oleh
berbagai faktor diantaranya adalah bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan.
Secara klinis mulai tumbuh ciri-ciri kelamin sekunder, misalnya : tumbuh rambut
pubis, ketiak, timbul jerawat pada wajah, peningkatan berat badan dan tinggi
badan, pada wanita mengalami pembesaran buah dada dan pada pria terjadi
perubahan pada suara dan tumbuh jakun. Sebagian besar remaja umur kawin
pertama dalam usia belia (<19 tahun).
Pada masa puber (13 tahun ke atas) adalah masa di mana
mereka mencari jati diri dan arti dari hidup. Pada masa-masa ini pula remaja
memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar. Bisa dibilang karena rasa ingin
tahunya yang besar, semakin dilarang, semakin penasaran dan akhirnya mereka
berani untuk mengambil resiko tanpa pertimbangan terlebih dahulu.
Diera gobalisasi seperti yang
kita alami saat ini, , remaja harus terselamatkan dari bahaya globalisasi. Karena globalisasi ini
ibaratnya kebebasan. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang
masuk, sementara budaya tersebut tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai
contoh kebudayaan seks bebas
itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah
sampai pada tingkat yang mengkuatirkan. Para
remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai
pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa
memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran
sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu bentuk gengsi
yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan
untuk mendapatkan pacar.
Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk
terhadap kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari
perbuatan yang tidak
mempunyai status.
Oleh karena itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan menyaring
pengaruh yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran
remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku remaja
dalam urusan seks adalah masuknya budaya barat ke negara berkembang seperti Indonesia.
Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler,
seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini
tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang menjujung tinggi
nilai agama dan pancasila. Selain
itu, Banyaknya media remaja yang getol menyajikan budaya Barat semakin
mendekatkan remaja pada kehidupan serba boleh (permissif ) alias bebas berbuat
selama tidak mengganggu orang
lain. Termasuk dalam urusan seks. Karena di beberapa negara Barat, perilaku
seks bebas remaja memang tinggi sekali.
Mereka para orang negara barat menganggap bahwa seks bebas adlah suatu yang
wajar, karna sebagian besar mereka disana melakukan seks bebas. Hal tersebut
dapat terjadi karena tidak adanya budaya serta norma-norma yang mereka junjung,
sedangkan di Indonesia sendiri ada budaya serta norma-norma yang harus kita
junjung hal tersebut seharusnya dapat menjauhkan diri kita dari seks bebas.
B.
Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan
yang ada pada kalangan remaja dan mahasiswa diperlukan suatu batasan masalah
untuk dapat memberikan gambaran yang terarah, terperinci dan tidak menyimpang
dari apa yang telah diuraikan dalam perumusan masalah, serta dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik.
C.
Rumusan Masalah
Perumusan
masalah yang diambil dalam Seks Bebas Di Kalangan Remaja dan Mahasiswa adalah
:
1. Apakah yang dimaksud dengan seks bebas?
2. Apakah faktor – faktor yang mendorong para remaja atau mahasiswa melakukan seks
bebas?
3. Apa akibat dari seks bebas?
4. Apa yang harus dilakukan untuk mencegah seks bebas?
5. Bagaimana Pandangan islam terhadap seks bebas?
D.
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1.
Mengetahui apa yang dimaksud
dengan seks bebas.
2.
Mengetahui faktor-faktor yang mendorong remaja melakukan seks bebas.
3.
Mengetahui akibat dari seks
bebas.
4.
Mengetahui cara mencegah
terjadinya seks bebas.
5.
Mengetahui hukum seks bebas
dalam agama islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi Seks Bebas
Seks bebas merupakan hubungan
yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Kita
tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku
menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma
yang ada. Masalah seks bebas
ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang
emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.
Kurangnya keimanan, masalah
keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang
bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam
kemajuan bangsa. Padahal
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan
mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam
mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat
yakni dengan keberadaan budayanya
Sedangkan remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah
mereka yang berusia antara 16 tahun sampai dengan 24 tahun. Seorang remaja
sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup
matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang
paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba
walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan
kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan
orangtuanya. Sedangkan mahasiswa
sudah bisa dikatakan cukup dewasa.
Pada umumnya remaja dan
mahasiswa melakukan hubungan seks bebas dengan pacarnya, karna kebanyakan dari
mereka beranggapan bahwa pacar adalah calon suami yang berhak mendapatkan
segalanya. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian dari
pergaulan bebas. Karena saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan
sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping. Fakta menyatakan
bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Bila kita menengok
kebelakang tentang kebudayaan Indonesia
sebelumnya, pacaran (berduaan dengan non muhrim) merupakan hal yang tabu. Dari
sini kita dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak
sesuai dengan budaya Indonesia,
demikian juga dengan budaya islam.
Selain disebabkan oleh
pacaran, seks bebas juga didominani oleh para remaja dan mahasiswa untuk
mencari uang tambahan. Padahal untuk mencari uang masih banyak lagi jalan halal
yang dapat mereka lakukan, pada dasarnya meraka melakukan seks bebas dengan
alasan mencari uang adalah alasan sampingan, itu semua karena merekapun
menyukai seks bebas tersebut tanpa berfikir akibat buruk yang akan mereka
tanggung. Pengertian pacaran
dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian
pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus
sekolah karena hamil.
Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan
tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa
kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu
menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa
pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya. Dengan adanya kesadaran bahwa pacar bukanlah hak
milik selamanya maka seorang remaja ataupun mahasiswa akan lebih berfikir ulang
untuk melakukan seks bebas.
B.
Faktor Pendorong
Terjadinya Seks Bebas
Dalam perkembangannya,
kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki dampak bagi masyarakat terlebih
lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada remaja masa kini telah
jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak penyimpangan
yang dilakukan oleh para remaja dalam pergaulannya, seperti seks bebas. Oleh
karena itu tidak aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita terutama dari
kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah. Hal ini di karenakan
sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki tempat-tempat khusus orang-orang
dewasa.
Bahkan sekarang pelakunya
bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun sudah merambat sampai ke anak
SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku pernah
melakukan hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum baik
di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Rata-rata
mereka berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga
terjadi pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awal mula seorang remaja
terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah bergaul dan mudah terpengaruh
oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan remaja ini ingin di puji dan di
katakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan dampak dan akibat yang
berkelanjutan.Maksud dari salah bergaul adalah bukan berarti kita harus memilih
milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul dengan siapa pun asalkan kita
jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang teguh kepada norma-norma agama dan
norma hukum yang berlaku,karena gaul tidak harus melakukan seks bebas.
Oleh karena itu kita sebagai
remaja harus membiasakan berfikir panjang ke depan sebelum melakukan sesuatu
hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan buruknya bagi diri kita,
keluarga dan orang lain.
Berikut Beberapa faktor yang
mendorong para remaja untuk melakukan seks bebas adalah sebagai berikut:
1.
Karena kehidupan iman yang
rapuh.
Kehidupan beragama
yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman dan ketaatan dalam
menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa dipengaruhi oleh situasi
kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas karna kurangnya keimanan
dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan
pengetahuan tentang agamanya sendiri, karna agama adalah tumpuan bagi hidup
kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan diluar
agama tentu sangat minim.
2.
Kurangnya perhatian orang
tua.
Orang tua sangat
berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang tua sangat
diperlukan oleh seseorang karna orang tualah yang paling dekat dengannya.
Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang. Apabila
orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang anak akan
mudah terjerumus dalam kebiasaan berseks bebas.
Tetapi ada juga
anak yang memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah
memberikan perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang
tergolong memiliki keprobadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan
perkataan orang tuanya. Hal tersebut akan meninggalan penyesalan pada akhir
perbuatan remaja atau mahasiswa tersebut.
3.
Lengkapnya fasilitas.
Fasilitas yang
lengkap akan mempermudah seseorang untuk dapat melakukan seks bebas. Tetapi
tergantung pada diri masing-masing, jika mampu menggunakan fasilitas yang
diberikan orang tua dengan baik maka hal tersebut tidak akan terjadi. Jika
seorang remaja atau mahsiswa memiliki fasilitas yang mendukung utnuk mereka
melakukan seks bebas seperti rumah yang nyaman dari perhatian warga, maka
perlakuan seks bebas akan mudah sekali terjadi.
Contohnya seperti
kontrakan-kontrakan bebas yang bias digunakan oleh para remaja dan mahasiswa
untuk melakukan seks bebas. Keadaan rumah yang selalu kosong juga dapat menjadi
tempat seorang remaja atau mahasiswa melakukan seks bebas, oleh karena itu
jangan biarkan si anak berduaan dirumah.
4.
Tekanan dari seorang pacar
Karena kebutuhan
seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja
terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal
ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak
terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan,
penerimaan, rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa, dan pemikiran seperti itu sangat banyak
dijumpai.
5.
Pelampiasan diri.
Faktor ini tidak
hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat, seorang
remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas
seperti seks bebas.
6.
Kurangnya pengetahuan tentang
seks bebas.
Karena menganggap bahwa hubungan seks bebas adalah
bentuk penyaluran kasih sayang dalam
sebuah hubungan berpacaran. Kebanyakan dari mereka merasa tanpa seks kegiatan
pacaran mereka tidak efektif, padahal pemikiran seperti itu adalah bentuk bujuk
rayu setan. Tidak sedikit para remaja juga para mahasiswa berfikiran seperti
itu.
7.
Rasa ingin tahu tentang
sesuatu yang berbau seksual.
Pada usia remaja
keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya
mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak
terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk
lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan yang tanpa mereka sadari
bahwa percobaan tersebut berbahaya.
8.
Tontonan yang tidak mendidik.
Akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan bagi remaja sangat besar. Apa yang merka tonton, berkorelasi secara positif dan signifikan dalam
membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron, baik film yang
ditonton di layar kaca maupun film yang ditonton di layar lebar. Acara televisi begitu berjibun dengan
tayangan yang bikin ‘gerah’, Video klip lagu dangdut saja, saat ini makin
berani pamer aurat dan adegan-adegan yang bisa meningkatkan gairah para
lelaki. Belum lagi tayangan film yang bikin otak remaja teracuni dengan pesan
sesatnya.
Ditambah lagi, maraknya tabloid dan majalah yang memajang
gambar sekitar wilayah dada, dan buka paha tinggi-tinggi, serta gambar yang
tidak layak dilihat lainya. Konyolnya, pendidikan agama di sekolah-sekolah
ternyata tidak menggugah kesadaran remaja untuk kritis dan inovatif. Oleh sebab itu sebaiknya tontonan yang
mendidiklah yang harus diberika pada seorang anak sejak dini sehingga kelak
saat remaja menjadi remaja yang baik.
9.
Pergaulan bebas.
Pergaulan bebas
yang melewati batas seperti dugem, minum-minuman keras dan sebagainya akan
berujung pada seks bebas. Karna pergaulan bebas dapat menyebabkan seseorang
lupa diri, merasa tidak modern jika tidak mengikuti tren yang akan berujung
pada seks bebas. Yang pada dasarnya pemikiran seperti itu sangat salah.
10. Masa
remaja terjadi kematangan biologis.
Seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi
sebagaimana layaknya orang dewasa sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja
secara normal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah
terpengaruhi oleh stimuli yang merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan
melihat film porno, cerita
cabul, dan gambar-gambar erotis.
Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan
mengendalikan diri cenderung berakibat Negatif, yakni terjadi hubungan seksual
pranikah dimasa pacaran. Sebaliknya kematangan biologis yang disertai dengan
kemampuan mengendalikan diri akan membawa kebahagian remaja dimasa depannya
sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah.
11. Rendahnya pengetahuan tentang bahaya seks
bebas.
Sehingga mereka
beranggapan bahwa seks bebas adalah suatu hal yang wajar bagi pergaulan mereka.
Faktor pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya
pengetahuan akan dampak dan akibat akan hal yang kita lakukan dapat memudahkan
kita terjerumus ke dalam hal hal yang negatif. Pada umumnya kita sebagai
seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, apabila menemukan
atau melihat suatu hal yang baru maka otomatis kita akan ingin merasakannya
atau mencobanya.
12. Faktor lingkungan seperti orang tua, teman
dan tetangga.
Di dalam faktor
ini tidak sedikit anak remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas di
karenakan ada masalah di dalam keluarganya atau yang sering mereka sebut dengan
broken home.Dan yang menjadi penyebab yang sering terjadi juga adalah karena
terjerumus atau terpengaruh oleh temannya demi mendapatkan pujian atau ingin di
bilang “gaul”.
13. Salah bergaul
Teman merupakan
orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa. Apabila seorang
remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka akibatnya akan fatal.
Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapapun yang ingin masa
depannya cerah ditengah bekapan arus globalisasi, serta luas ilmu dan
wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan dipastikan
rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang membenarkan
kemaksiatan.
14. Kegagalan
remaja menyerap norma
a.
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh
modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi. Boleh saja kita mengikuti modernisasi namun tetap harus disesuaikan
dengan norma-norma adat dan budaya serta agama yang ada.
b.
Faktor perubahan zaman.
Faktor ini juga adalah hal yang
cukup kuat menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja. Karena di zaman
sekarang banyak media yang mudah di akses oleh semua umur yang menyediakan tayangan
tanyangan yang seharusnya hanya di tayangkan khusus orang dewasa.Namun karena
rasa ingin tahu yang sangat tinggi yang mendorong para remaja menggunakan atau
melihat media untuk orang dewasa tersebut.Setelah melihat,otomatis rasa ingin
tahu itu pun akan terus berkembang seperti ingin mengetahui rasa dan ingin
mencoba hal yang baru dia lihat.Oleh karena itu pengawasan orang tua adalah hal
yang sangat penting dalam faktor ini.
Ada
banyak sebab remaja melakukan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin
berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan
hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidak stabilan emosi remaja.
Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali. Namun semuanya kembali ke diri kita sendiri,
mau menjadi orang yang seperti apa kita ? Jauhilah pergaulan bebas dan hal hal
negatif yang berdampak sangat merugikan bagi diri kita sendiri.
Kita harus dapat menempatkan
diri sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntunan agama dan norma
hukum yang berlaku agar terhidar dari hal-hal tersebut.Ingat lah kita sebagai
remaja adalah calon penerus bangsa di masa depan, oleh karena itu jika kita
melakukan hal-hal yang negatif tersebut mau jadi apa negara kita nanti ! Maka
mulai sekarang cobalah untuk mendekatkan diri kepada Tukan YME untuk
mempertebal keimanan kita, karena iman adalah dasar yang paling utama di dalam
diri kita sendiri.
C.
Akibat dari Seks Bebas
Selain memiliki hukum haram,
seka bebas memiliki akibat atau dampak yang sangat negatif bagi sipelaku. seks
bebas juga dapat menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan
suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah
khususnya bagi wanita. Selain itu seks bebas juga dapat berakibat:
a)
Hilangnya Kehormatan.
Hilangnya
kehormatan, jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia serta
merusak masa depannya, dan meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja
kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya. Kehormatan sangat penting
bagi setiap manusia, terutama pada wanita. Jika kehormatan tersebut sudah
hilang maka akan jelas terlihat perbedaannya dengan wanita yang masih menjaga
kehormatannya.
b)
Prestasi cenderung menurun.
Apabila seorang
remaja atau mahasiswa sudah melakukan seks bebas, maka fikirannya akan selalu
tertuju pada hal negatif tersebut. Rasa ingin mengulanginya selalu ada,
sehingga tingkat kefokusannya dalam mengikuti proses belajar disekolah atupun
diperkuliahan akan menurun. Malas belajar, malas mengerjakan tugas dan lains
ebagainya dapat menurunkan prestasi seorang remaja ataupun mahasiswa tersebut.
c)
Zina Mengeluarkan Bau Busuk.
Bau tersebut yang
mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih)
melalui mulut atau badannya, Hal ini sangat dipercayai oleh agama islam.
d)
Hamil Diluar Nikah.
Hamil diluar nikah
akan sangat menimbulkan masalah bagi sipelaku. Terutama bagi remaja yang masih
sekolah, pihak sekolah akan mengeluarkan sipelaku jika ketahuan peserta didiknya
ada yang hamil. Sedangkan bagi pelaku yang kuliah hamil diluar nikah akan
menimbulkan rasa malu yang luar biasa terutama orang tua.
e)
Aborsi dan bunuh diri.
Terjadinya hamil
diluar nikah akibat seks bebas akan menutup jalan fikiran sipelaku, guna
menutupi aib ataupun mencari jalan keluar agar tidak merusak nama baik dirinya
dan keluarganya hal tersebut dapat berujung pada pembunuhan janin melalui
aborsi bahkan bunuh diri.
f)
Tercorengnya Nama Baik
Keluarga.
Semua orang tua
akan merasa sakit hatinya jika anak yang dibangga-banggakan juga di
idam-idamkan hamil diluar nikah. Nama baik keluarga akan tercoreng karna hal
tersebut, dan hal tersebut akan meninggalkan luka yang mendalam dihati
keluarga.
g)
Tekanan Batin.
Tekanan batin yang
mendalam dikarenakan penyesalan. Akibat penyesalan tersebut sipelaku akan
sering murung dan berfikir yang tidak rasional.
h)
Terjangkit Penyakit.
Mudah terjangkit
penyakit HIV/AIDS serta penyakit-penyakit kelamin yang mematikan, seperti
penyakit herpes dan kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut
dilakukan sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai
empat hingga lima
kali lipat.
i)
Ketagihan.
Seks bebas dapat
menyebabkan seseorang ketagihan untuk melakukan hal kotor tersebut. Hal
tersebut sangat berbahaya karna keinginan
yang tidak terkontrol.
j)
Gangguan kejiwaan.
Akibat seks bebas
seseorang dapat mengalami gangguan kejiwaan atau setres, disebabkan karna
ketidak mampuan menerima kehidupan, kurangnya persiapan mental untuk hamil
serta takut terhadap hukuman Tuhan.
D.
Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas
Seks bebas yang terjadi pada
remaja dan mahsiswa dapat dicegah dengan beberapa upaya. Upaya-upaya tersebut
antara lain:
1.
Mempertebal keimanan dan
ketaatan kepada Tuhan YME.
Mendekatkan diri
kepada tuhan akan menjauhkan kita dari perbuatan mungkar.
2.
Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika.
Antara lain
: pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerjasama guru, orangtua
dan tokoh masyarakat.
3.
Menanamkan Nila Ketimuran.
Kalangan
remaja dan mahsiswa kita
kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya nilai-nilai ketimuran.
Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai Keislaman yang
juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumberkan pada ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang.
Termasuk meningkatkan derajat keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan
dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya mereka khususnya kalangan muda akan
berpikir seribu kali untuk terjun ke seks bebas.
4.
Menghindari perilaku yang
akan merangsang seksual.
Melalui pakaian,
perilaku akan tercerminkan. Perilaku yang dapat merangkang seksual seperti
bergaul sangat dekat dengan orang yang berlainan jenis.
5.
Pendidikan.
Pendidikan yang
diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga
mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri,
mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat,
mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang
mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
6.
Pendidikan sex (Sex Education).
Hal ini dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi,
fisiologi seks manusia, bahaya penyakit kelamin. Pendidikan seks adalah
membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi dan
tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar dan legal.
Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya
memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan
bebas, Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan
melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak
orang tua yang cuek saja terhadap perkembangan anak-anaknya.
7.
Penyuluhan tentang seks
bebas.
Dalam penyuluhan
tersebut dalam dijelaskan kepada kaula muda khususnya remaja dan mahasiswa
tentang sebab-akibat dari pergaulan bebas. Sehingga mereka dapat menghindarikan
diri dari hal-hal yang akan membawa mereka pada seks bebas.
8.
Menegakkan Aturan Hukum.
Sudah sepatutnya para penegak hukum
menjaga tempat-tempat yang sering digunakan oleh para kaula muda untuk
berpacaran.
9. Jujur
Pada Diri Sendiri.
Yaitu
menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri
masing-masing. Sehingga seks
bebas tersebut dapat dihindari. Jadi dengan ini remaja tidak mengikuti hawa nafsu mereka. Pada dasarnya mereka
yang melakukan seks bebas menyadari bahwa hal yang mereka lakukan adalah salah.
10. Memperbaiki Cara Berkomunikasi.
Memperbaiki cara berkomunikasi dengan
orang lain sehingga terbina hubungan baik dengan masyarakat, untuk memberikan
batas diri terhadap kegiatan yang berdampak negatif dapat kita mulai dengan
komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekeliling kita. Karna pada umumnya
terjadi seks bebas dikarenakan tidak adanya kepedulian antar tetangga.
11. Pacaran sehat.
Berpacaran sangat lekat hubungannya dengan
seks, karena tidak sedikit mereka yang melakukan seks bebas bersama kekasihnya.
Disitulah kita tanamkan budaya pacaran sehat tanpa seks. Berpacarn sehat itu
seperti: tidak berhubungan seks, pacar sebagai pemberi motivasi.
12. Menjauhkan diri dari beduan ditempat sepi.
Seks bebas bisa terjadi dengan didukungkan
suatu tempat, jadi apabila seorang remaja atau mahasiswa yang masih polos akan
mudah dirayu yang berujung pada seks bebas. Apabila sepasang remaja atau
mahasiswa berdua ditempat yang sepi maka ada orang ketiga yaitu setan yang
dapat menjerumuskan terjadinya seks bebas.
13. Munakahat.
Munakahat
atau menikah. Cara ini efektif sekali. Inilah yang ditawarkan oleh Islam
sebagai salah satu solusi atas seks
bebas. Karna pada dasarnya pacaran
yang baik adalah pacaran setelah menikah, untuk menghindarkan fitnah dan
perbuatan zina.
Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
mengantisipasi adanya pergaulan bebas khususnya di kalangan remaja. Selain itu,
kita juga harus mewaspadai hubungan dengan lawan jenis apakah hubungan ini
mengarah pada sex bebas atau tidak, untuk memperoleh kepastian alangkah baiknya
jika mengetahui tahapan-tahapan menuju sex bebas Berikut ini ada
tahapan-tahapan yang dilakukan remaja dan mahasiswa sehingga mereka melakukan
seks bebas:
1) Dimulai dengan pegangan tangan
2) Ciuman sebatas pipi dan kening
3) Ciuman bibir
4) Berpelukan
5) Kemudian mulai berani melepas pakaian
bagian atas
6) Meraba bagian yang sensitif
7) Hingga terakhir melakukan hubungan seks
Biasanya para remaja pada saat berpacaran baru
berani melakukan tahapan dari nomor 1 sampai dengan nomor 5 (walaupun banyak
juga yang berani melakukan tahapan nomor 6, tapi hanya sebagian kecil yang
sudah berani melakukan hubungan seks dengan pacarnya).
Dalam hal ini peran orang tua sangat penting. Point-point peranan orang tua dalam mencegahan sex bebas yaitu:
Dalam hal ini peran orang tua sangat penting. Point-point peranan orang tua dalam mencegahan sex bebas yaitu:
a. Sebagai
panutan (suri tauladan)
b. Sebagai
perawat dan pelindung
c. Sebagai
pendidik dan sumber informasi
d. Sebagai
pengarah dan pembatas
e. Sebagai
teman dan penghibur
f. Sebagai
pendorong
Hal tersebut
dapat menjadikan anak lebih dekat dengan orang tuanya sehingga anak tidak akan
sampai terjerumus kepada hal-hal yang negatif seperti sex
bebas.
E. Pandangan Agama Islam Terhadap Seks Bebas
Tidak ada satu agamapun yang
mewajibkan pengikutnya untuk melakukan seks diluar nikah, Pandangan dari
berbagai agama mengenai sex bebas pastilah negatif terlebih lagi di agama
islam. Dibuktikan dengan Firman Allah SWT : “Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra’: 32)
Dan pernyataan yang
menyataakan bahwa perbuatan zina termasuk dosa besar setelah syirik dan
pembunuhan, dan termasuk kekejian yang membinasakan dan kejahatan yang
mematikan. Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah suatu dosa setelah syirik yang
lebih besar di sisi Allah dari setetes air mani yang diletakkan seorang lelaki
pada rahim yang tidak dihalalkan baginya.”.
Adapun hukumannya yang
diterapkan di agama Islam adalah dengan menegakkan hukuman bagi pelaku zina
baik laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah berupa rajam dengan lemparan
batu hingga meninggal agar seluruh anggota tubuhnya merasakan siksaan itu
sebagai hukuman bagi keduanya. Keduanya dilempar dengan batu sebagai gambaran
bahwa mereka telah menghancurkan suatu rumah tangga, maka keduanya dirajam
dengan menggunakan batu-batu dari bangunan yang telah mereka hancurkan itu. Bila
keduanya belum berkeluarga, maka mereka dicambuk sebanyak 100 kali dengan
cambukan yang paling keras dan dibuang dari negeri asalnya selama satu tahun. Di Indonesia tidak dapat memberlakukan
hukum rajam karena indonesi merupakan negara yang domokrasi, hukum rajam
berlaku di negara islami seperti arab.
Sekuat-kuatnya mental seorang
remaja untuk tidak tergoda pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami
godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan
tergoda pula untuk melakukannya. Godaan semacam itu terasa lebih berat
lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.
Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas-terutama di kalangan
remaja-bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga
dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih
teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman
dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri. Selain itu, sudah saatnya di
kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di
sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar.
Melihat fakta yang terjadi di
sekitar kita, banyak para pemuda dan pemudi yang mengaku dirinya muslim tetapi
mereka melakukan perbuatan zina. Jika hal ini dibiarkan, maka akan sangat berabahaya bagi kelanjutan da’wah Islam. Betapa
sedihnya jika umat Islam yang begitu besar tetapi akhlak para pemudanya penuh
dengan kebobrokan. Naudzubillahi min zaalik. Padahal Islam telah menetapkan dan mengatur batas-batas dalam
pergaulan bebas diantaranya dengan menjaga dengan pandangan mata dan memelihara
kehormatan (tarji).
Solusi islam dalam
penanggulangan seks bebas yaitu:
- Memberikan hukuman yang berat seperti yang
telah disampaikan sebelumnya sehingga manusia merasa takut untuk berbuat zina.
-
Memberikan suatu ketetapan
yang mampu memberitahukan kedalam hati nurani kita bahwa berzina itu salah dan
akan menimbulkan malapetaka.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terjadinya seks bebas di
kalangan remaja dan mahasiswa dikarenakan banyak faktor, yang paling utama
adalah pesatnya perkembangan jaman, hal tersebut membuat pergaulan menjadi
bebas, sehingga banyak remaja dan mahsiswa yang bergaul tanpa batasan dan etika.
Salah satu contohnya dalam berpacaran. Para
remaja dan mahasiswa
berpacaran tidak mempunyai batasan serta etika sehingga dalam berpacaran lebih
banyak dampak negative dibandingkan dampak positif seperti halnya seks bebas. Persepsi yang salah tentang seks bebas
menyebabkan mereka berfikir bahwa melalui seks bebaslah tersalurnya cinta dan
kasih sayang. Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala
macam perkembangan yang di salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun
lingkungannya. Seks bebas menyebabkan para remaja kehilangan bangku sekolahnya,
sama halnya juga para mahsiswa yang terpaksa berhenti kuliah karna hamil diluar
nikah. Selain itu, hamil diluar nikah dapat berujung pada pengguguran janin,
baik melalui aborsi ataupun bunuh diri karena tidak siapnya menerima kenyataan
(hamil diluar nikah) tersebut.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan
norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua
dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya,
memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks yang benar. Oleh sebab
itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa tanpa terkecuali. Usaha untuk pencegahan sudah semestinya
terus dilakukan untuk menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral,
agar lebih bisa diandalkan untuk kebaikan negara ke depan.
B. Saran
Beberapa saran tentang seks bebas yang perlu
diperhatikan adalah :
1)
Kepada pihak orang tua, berikan
semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap memperhatikan dalam
membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam memberikan pandangan yang benar
mengenai persepsi pacaran agar terhindar dari seks bebas.
2)
Kepada generasi muda agar
menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar lebih mengenal diri
sendiri, meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang
bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dan
terjerumus pada perilaku seks bebas. Tingkatkanlah pengetahuan tentang segala
perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
3)
Kepada para remaja baik
pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga ikut ambil bagian dalam
kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka menyalurkan energi yang berlebih
sehingga tidak mengarah pada penyaluran dorongan bilogis secara langsung,
misalnya dengan kegiatan. Keolahragaan, pecinta alam, dan
kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mengembangkan potensi dan bakat
masing-masing.
0 comments:
Post a Comment