BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sedekah Bumi adalah ucapan syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena telah memberikan rizkinya melalui bumi, hal ini biasanya
sering dilakukan oleh masyarakat petani. Sedekah bumi ini biasanya dirayakan
dalam bentuk pesta. Sedekah Bumi memiliki latar belakang budaya yang
berkarakter agraris. Zaman dahulu tokoh Dewi Sri hadir di tengah masyarakat
petani sebagai sumber inspirasi dan dipercaya sebagai pelindung bagai kesuburan
tanah dan padi. Upacara yang menekankan arti penting kehadiran sosok Dewi Sri
dilakukan ketika memulai musim panen dan menjelang penanaman bibit padi.
Bagi kalangan petani di desa ritual tersebut
seolah menjadi kewajiban untuk dilaksanakan, dengan harapan agar tanaman yang
hendak ditanam, terutama padi dapat menghasilkan padi yang berlimpah dan subur.
Hal ini tidak terlepas dari kepercayaan dari nenek moyang.
1.2
Tujuan
Dalam makalah ini, kami sebagai penulis
mempunyai suatu tujuan, adapun tujuan tersebut adalah :
1.2.1
Mengetahui Pengertian Sedekah Bumi
1.2.2
Mengetahui Pengaruh Sedekah Bumi
1.2.3
Mengetahui Tujuannya
1.2.4
Syarat Dilakukannya Sedekah Bumi
1.3
Maksud
Makalah yang mengambil tema “Sedekah Bumi” ini,
mempunyai sebuah maksud. Adapun maksud dari makalah ini adalah :
1.3.1
Ingin membagi wawasan kepada para pembaca
1.3.2
Memberikan sebuah motivasi pada pembaca
1.3.3
Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran
1.3.4
Disusun sebagai pelengkap nilai tugas geografi
1.4
Batasan
Masalah
Sesuai judul yang telah kami tetapkan di atas,
yang menjadi batasan masalah adalah :
1.4.1
Apa pengertian dari Sedekah Bumi?
1.4.2
Apakah pengaruh Sedekah Bumi di kalangan
masyarakat?
1.4.3
Apa tujuannya?
1.4.4
Adakah syarat dari Sedekah Bumi?
1.5
Rumusan
Masalah
Dalam makalah yang bertemakan “Seni Budaya” yang
mengambil judul Sedekah Bumi ini kami ambil dari budaya masyarakat petani dan
masalah yang akan dibahas adalah pengertian, pengaruh bagi masyarakat,
tujuannya dan syarat Sedekah Bumi di kalangan masyarakat desa ataupun petani.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Sedekah Bumi
Sedekah bumi atau kabumi pada mulanya merupakan
salah kegiatan upacara tradisional yang banyak dilakukan oleh masyarakat
agraris di desa-desa. Sebagai perwujudan rasa syukur mereka kepada sang Pencipta
atas hasil pertanian melimpah. Upacara tradisional ini dilaksanakan setiap satu
tahun sekali, pada bulan apit (Dzul
Qa’dah) bertepatan pada hari ahad kliwon.
Disisi lain sedekah bumi juga dapat dijadikan
tolak ukur sejauh mana para masyarakat mengamalkan ajaran-ajaran agamanya
(Agama Islam). Hal ini dapat dilihat dari pembacaan kalimat thayyibah yang
banyak dipetik dari ayat-ayat suci Al-Qur’an.
3.2 Tujuan dari Sedekah Bumi
Ritual sedekah bumi merupakan bagian dari budaya
yang berusia ratusan tahun. Nilai-nilai budaya dan kearifan tradisional ini
terbukti merupakan benteng yang mampu menjaga prilaku manusia untuk hidup
selaras dan dengan alam dan lingkungannya. Pada sisi lain dampak negatif dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus informasi ang mengglobal
telah menyebabkan kegamangan dan kegagapan sosial. Hal ini menyebabkan
kecenderungan tergesernya budaya daerah oleh budaya asing yang sering tidak
sesuai dengan jiwa dan nilai budaya serta norma ketimuran. Adanya ruwatan atau
Sedekah Bumi ini akan menjadi filter
dari budaya asing tersebut untuk melestarikan budaya. Ritual ini juga penting
untuk menjaga agar generasi penerus bangsa ini dapat mempelajari dan
melaksanakan budaya agung ini dengan dengan tidak lepas dari rel budaya lokal
atau daerahnya, namun tetap mampu memadukannya dengan perkembangan zaman.
3.3 Tujuan dan Sedekah Bumi
Tujuan tradisi Sedekah Bumi adalah memberikan
persembahan dan penghormatan yang berupa sesaji hasil bumi yang ditunjukkan
kepada sang maha pencipta yang telah menjaga bumi pertiwi yang ditempati dalam
keadaan aman, tenteram, sejahtera dan jauh dari segala macam
persoalan-persoalan dan masalah. Serta diadakan karena ingin mengucapkan rasa
syukur atas rizky yang telah diberikan.
Dan warga masyarakat agraris diharapkan memiliki
keteraturan dalam bercocok tanam dan agar meningkatkan keseimbangan lingkungan
dengan kehidupan manusia, terutama dalam stabilitas pangan, selain itu
masyarakat mengharapkan keberlangsungan keteraturan sosial, dan supaya
integrasi sosial, kolektivitas dan hirarki di masyarakat menjadi kuat dan
terpelihara.
3.4 Syarat Sedekah Bumi
Pembuatan nasi tumpeng dan ayam panggang,
merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan pada saat Sedekah Bumi
tersebut. Sedangkan minuman, buah-buahan dan lauk-pauk lainnya hanyalah sebagai
tambahan dan diakhir acara para petani biasanya menyiapkan nasi beserta kepala
dan ceker ayam, ketiganya dibungkus dan diletakkan di sudut-sudut petak sawah.
Masing-masing sebagai simbol rasa syukur.
Puncak ritual Sedekah Bumi diakhiri dengan do’a
yang dipimpin oleh ketua adat, lantunan do’a tersebut merupakan kolaborasi
antara kalimat-kalimat jawa dan lafal-lafal do’a yang bernuansa Islami, juga
merupakan simbol penghormatan manusia terhadap tanah yang menjadi sumber
kehidupan. Menurut anggapan masyarakat Jawa, dengan menggelar ritual Sedekah
Bumi, tanah tidak akan marah seperti terjadinya gempa bumi, longsor maupun
banjir. Adapun makna “essensial” yang terkandung dalam ritual ini manusia
sebagai khalifah di bumi sepatutnya merenung kembali apa yang telah dilakukan
untuk melestarikan bumi, memperhatikan, memperdulikan bumi dan tidak merusaknya
sedikitpun, niscaya alam juga akan bersahabat dengan manusia.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami susun, kami dapat
menarik sebuah kesimpulan bahwa Sedekah Bumi bisa tetap dilaksanakan asal
maksudnya adalah bersyukur terhadap Tuhan yang telah menciptakan bumi dan juga
untuk melestarikan budaya kita yang telah turun-temurun dan dapat kita lihat
pengaruh kebudayaan Hindu ternyata masih melekat pada masyarakat Islam. Hal ini
karena wujud dan kuatnya masyarakat memegang teguh hal yang dianggap
adat-istiadanya. Pada hari raya Islam selalu dibarengi dengan ucapara sesaji,
begitu pula pada waktu-waktu tertentu yang dianggap penting selalu diadakan
sesaji (sesajen). Selain itu masih banyak yang lainnya.
1.2 Saran
Kami sebagai penulis dari makalah yang
bertemakan “Seni Budaya Sedekah Bumi” ini sadar bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kami membuka adanya kritik dan saran demi
terwujudnya makalah yang lebih baik. Selain itu kami juga ingin memberikan
saran, Lestarikanlah budaya yang kita miliki, sebagai bentuk cinta dan
kepedulian kita sebagai bangsa yang cinta tanah air kita Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
etd.library.ac.id/gdl.php
0 comments:
Post a Comment