WoW dotA Allstars

This is Description

Thursday, May 28, 2015

makalah budi daya jamur



BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Pada saat ini banyak industri rumahan yang memproduksi jamur, misalnya jamur tiram putih. Jamur tiram putih merupakanjamur yang banyak dikonsumsi oleh konsumen. Usaha jamur tiram ini tidak begitu sulit dalam melakukan pemeliharaan bibitnya. Hanya saja harus dengan ketelitian dan keuletan dalam mengerjakannya. Usaha ini juga dapat dikerjakan secara individu ataupun kelompok. Untuk itu, karya tulis ini ditulis untuk mengetahui cara-cara tentang budi daya jamur.
Jamur (Fungi) adalah tumbuhan yang memiliki banyak jenis mulai dari yang bisa dimakan atau yang tidak bisa dimakan. Jamur memiliki ciri-ciri yaitu tidak berklorofil, bersifat saprofit, ada yang bersimbiosis, menghasilkan spora. Jamur hitam biasanya ditemukan dibawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari. Ditempat yang lembab jamur akan cepat tumbuh.

1.2       Batasan Masalah
Sesuai dengan judulnya yaitu “Budidaya Jamur” maka kami membatasi permasalahan antara lain :
1.2.1        Tempat jamur berkembang biak
1.2.2        Membudidayakan jamur
1.2.3        Bahan yang diperlukan utuk membudidayakan jamur
1.2.4        Cara-cara membudidayakan jamur
1.2.5        Pemanenan jamur

1.3       Rumusan Masalah
1.3.1      Dimana saja jamur dapat berkembang biak ?
1.3.2      Mengapa memilih untuk membudidayakan jamur ?
1.3.3      Berapa banyak bahan yang diperlukan ?
1.3.4      Bagaimana cara-cara membudidayakan jamur ?
1.3.5      Kapan jamur siap dipanen ?

1.4       Tujuan Penulisan
1.4.1      Untuk mengetahui manfaat budidaya jamur tiram
1.4.2      Untuk mengetahui cara budidaya jamur tiram
1.5       MANFAAT
Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana cara budidaya jamur tiram dengan baik dan cara merawat sampai dengan pemananen

1.6       Metode penulisan atau penelitian
Dengan menggunakan literature (buku Panduan). Mengambil dari berbagai sumber buku biologi tentang jamur tiram dan melakukan penelitian ke tempat budidaya jamur. Dan sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh pembimbing.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1             KANDUNGAN GIZI JAMUR HITAM
2.1.1      Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian dalam Sumarmi (2006). Jamur Tiram mengandung protein rata-rata 3,5 – 4 % dari berat basah hal ini berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis jika dihitung dari berat kering. Jamur tiram mengandung protein yang cukup tinggi yaitu 19,35% apabila dibandingkan dengan produk makanan pokok lainya. Jamur tiram juga mengandung macam-macam amino yaitu lisin, metionim, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenil. 75% lemak dalam jamur tiram adalah lemak tidak jenuh, sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol maupun gangguan metabolisme lipid lainya 28% asam lemak jenuh serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak menurut Listyawati (2005) asam amino esensial jamur tiram sangat direkomendasikan untuk makanan diet sehari-hari.
2.1.2      Menurut FAO (Food Angriculture Organisation)
Dalam setiap 100 gram jamur tiram mengandung protein 13,8 gram, serat 3,5 gram, lemak 1,41 gram abu 3,6 gram. Karbohidrat 61,7 gram kalori 0,41 gram, kalsium 32,9 gram, zat besi 4,1 gram. Dilihat dari kandungan gizinya yang termasuk bahan aman untuk dikonsumsi. Adanya serat yaitu rignoselulosa yang baik untuk pencemaran jamur tiram dapat menurunkan kolestrol pada penderita hiperkolesterol.
BAB III
PEMECAHAN MASALAH

3.1       Dimana saja jamur dapat dikembangbiakan ?
Jamur berkembang biak ditempat yang memiliki kondisi lingkungan dan kelembapan udara serta cahaya yang cukup. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak. Di tempat yang lembab jamur akan cepat tumbuh pada budidaya jamur udara sangat penting agar pertumbuhan jamur baik. Biasanya ditemukan dibawah pohon atau tanaman berkayu bisa juga dibawah daun lebar yang tidak terlalu banyak terkena sinar matahari. Jamur berkembang biak dengan dua cara yaitu vegetatif dan generatif. Vegetatif dengan cara fragmentasi, konidium, zoospora. Secara generatif konjugasi.

3.2       Mengapa Memilih Untuk membudidayakan jamur ?
Jamur sangat mudah untuk dibudidayakan tidak memerlukan tempat yang luas dan tidak memerlukan bahan yang banyak, sehingga banyak sekali usaha rumhana yang membudidayakan jamur.
Dalam membudidayakan jamur tidak harus memiliki keahlian, tetapih harus dengan keteleitian dan keuletan agar jamur bisa berkembang biak harus bersih, sehingga dalam membudidayakan jamur terhindar dari penyakit.

3.3       Berapa banyak bahan yang diperlukan ?
Sebelum memulai cara membudidayakan jamur sebaiknya persiapkan bahan-bahan dan alat-alat antara lain :
Bahan – bahan        :         ~  Serbuk Gergaji
                                            ~ Bibit Jamur
                                            ~  Dedak Halus
                                            ~ Kapur
                                            ~  Pupuk
                                            ~ Air Secukupnya  
                                            ~  Plastik
Alat                        :         ~ Sekop Kecil / Alat Pengaduk
                                            ~  Genitika kaca / atap yang sinar mataharinya bisa masuk kedalam

3.4       Bagaimana cara-cara membudidayakan jamur ?
3.4.1        Proses Pembuatan
Bahan-bahan media tanam dikomposkan selama kurang lebih 15 hari dengan tahapan sebagai berikut :
Serbuk gergaji yang kering direndam pada air berish selama 1 malam kemudian ditiriskan dan dikepal sampai tidak pecah kemudian ditambahkan kapur dan dedak halus. Setelah itu diaduk rata dan dibiarkan selama kurang lebih 5 hari, lalu ditambahkan pupuk dan didiamkan lagi selama 5 hari pengomposan telah selesai.

3.4.2        Proses Pembungkusan
Bahan yang sudah dikomposkan dimasukan pada kantong plastik. Kemudian kedua ujung pangkalnya ditekuk ke dalam sehingga kantong plastik dapat berdiri.
3.4.3        Penanaman Bibit
Setelah proses pembungkusan selesai, masukan bibit jamur dibagian atas diusahakan merata untuk menguatkan ikatan ujung polibek di masukan paralon, kemudian ditutup dengan potongan kertas koran.
3.4.4        Pembukaan plastic / polibek
Setelah polibek sekitar umur 6 – 8 minggu maka polibek dapat dibuka dengan melepas karet dan paralon. Kemudian plastik dikeluarkan ke permukaan agar tumbuh jamur dan mendapat udara yang banyak.
3.4.5        Pemberantasan penyakit
Apabila proses pembuatan dengan sempurna dan bersih maka tidak ada penyakit tetapi apabila polibek terkena penyakit sebaiknya dibuang saja.

3.5                Kapan jamur siap dipanen ?
Jamur akan dipanen setelah 1 minggu dari pembukaan polibek, jamur biasanya terbentuk dan sudah ada yang siap di panen. Cara memenen jamur dengan cara digunting, biasanya plastik yang masih terdapat serbuk gergaji bisa dipergunakan kembali tetapi apabila plastik / polibek terkena penyakit sebaiknya dibuang.

BAB IV
PENUTUP

4.1       Kesimpulan
Budidaya jamur tiram tidaklah sulit dan tidak diperlukan keahlian khusus. Modal atau bahan-bahanya tidak terlalu banyak dan besar mengerjakannya pun tidak menyita waktu yang banyak. Oleh karena itu sangatlah cocok untuk ibu-ibu rumah tangga.

4.2       Saran
4.2.1        Peraltan yang digunakan harus bersih. Peralatan harus dijaga kebersihannya selama melakukan budidaya
4.2.2        Penanaman bibit jamur diusahakan di tempat tertutup dan bersih.
4.2.3        Pada saat mencampur bahan-bahan sebaiknya memakai masker agar campuran tidak terhirup dan masuk ke alam paru-paru.

DAFTAR PUSTAKA

Imaningtyas, sri Ayu (2013) Mandiri Biologi SMA / MA jilid I Penerbit Erlangga Jakarta


0 comments:

Post a Comment

 

My Blog List