BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Negara Indonesia
merupakan Negara yang kaya akan kekayaan dan keindahan alamnya. Begitu kayanya Indonesia
akan keindahan dan kekayaan alamya hingga kita tidak bisa menghitung jumlahnya
dan menilai harganya. Bentangan alam Indonesia dari sabang sampai
merauke dan membujur dari miangga sampai rote mengundang kekaguman bagi setiap
orang yang melihatnya.
Kekayaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang terdiri dari sumberdaya
hewani, nabati, gejala dan keunikan alam atau keindahan alam yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia
merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
Potensi sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya tersebut, perlu dikembangkan dan dimanfaatkan
untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat tanpa melupakan upaya konservasi
sehingga tetap tercapai keseimbangan antara perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatan yang lestari.
Pemanfaatan potensi
sumberdaya alam Flora dan fauna serta jasa lingkungannya di kawasan Pelestarian
Alam dan Hutan Lindung mengacu kepada prinsip-prinsip social forest management
yang dalam pemanfaatannya berazaskan kelestarian ekologi, social dan ekonomi
Pemanfaatan yang
tidak memperhatikan faktor kelestarian fungsi hutan, akan menimbulkan laju
degradasi hutan. Sebagai illustrasi angka deforestrasi mencapai 1, 6 juta
hektar per tahun.
Potensi jasa
lingkungan hutan baik langsung ataupun tidak langsung dapat dimanfaatkan secara
terukur dan tidak terukur oleh manusia antara lain untuk : wisata alam,
pemanfaatan sumberdaya air, supply oksigen, perlindungan system hidrologis dan
carbon offset (Pedoman Inventarisasi Jasa Lingkungan, Ditjen PHKA, 2003.)
Sejalan dengan
perkembangan kebutuhan pariwisata alam, maka kawasan Pelestarian alam seperti
Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan taman Wisata Alam yang memiliki gejala
keunikan alam, keindahan alam, keanekaragaman flora dan faunanya sangat
potensial untuk dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata alam,
disamping sebagai wahana penelitian, pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
Agar objek dan daya
tarik wisata dapat dimanfaatkan secara nyata diperlukan modal dan teknologi
yang memadai, serta untuk menjaga kelestariannya diperlukan pengelolaan yang
arif agar tidak menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan kawasan dan
social budaya masyarakat sekitar.
Pemanfaatan jasa
lingkungan untuk kepentingan wisata alam, perlu memperhatikan prinsip-prinsip
pengembangan pariwisata alam yakni konservasi, edukasi, ekonomi, rekreasi dan
peran / partisipasi masyarakat.
Bersyukurlah kita tinggai
di Indonesia
yang kaya akan kekayaan alamnya. “Gemah ripah loh jinawi’ mungkin itu adalah
ungkapan yang menggambarkan kekayan alam Indonesia yang tak terhitung itu.
Dari berbagai kekayaan alam itu banyak sekali yang memiliki potensi wisata.
Diman temapat itu menjadi tujuan orang berkunjung bersama keluarga.
Oryek wisata adaah
tempat tujuan manusia untuk menghibur diri dan menghilangkan kepenatan. Objek
wisata biasanya menjadi tujuan manusia mengisi waktu luang atau liburan bersama
keluarga atau rekan kerja.
Kebanyaan dari mereka
mencari obyek wisata adalah obyek yang menggambarkan panorama alam yang indah,
fasilitas yang layak dan transportasi yang mudah. Sehinngga hal tersebut bisa
emacu seseorang untuk kembali lagi mengunjunginya.
Ditengah beban pekerjaan
yang berar dan kesibukan aktuvitas manusia yang mengkibatkan setres, manusia
perlu dengan yang namanya rifresing atau penyegaran. Kebmyakan hal itu
dilakukan manusia dengan menuju obyek wisata baik dalam atau luar Negeri hanya
sekedar melepas penat bersama keluarga.
Begitu mahal harga
wisata yang memuaskan hingga manusia rela mengeluarkan tak sedidit uang untuk
mendapatkanya. Ditengah kesibukan orang dalam bekerja wisata local menjadi
alternative tujuan manusia untuk sekedar mengisi waktu luang bersama keluarga.
B.
Uraian singkat
Otonomi daerah
merupakan kebijakan yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah untuk
mengembanngkan potensi daerah agar dengan potensi tersebut suatu daerah bisa
maju.
Dengan adanya otonomi
daerah dan menjawab venomena diatas kami
mengangkat
judul
dimana didaerah-daerah banyak objek-objek wisata yang begitu indah tetapi tidak
mendapatkan perhatian.
C. Tujuan dan manfaat
- Menkaji prospek pengembangan objek wisata Dlundung.
- Mendeskripsikan strategi pengembangan objek wisata Dlundung .
- Mengkaji dampak pengembangan objek wisata Dlundung.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Obyek Wisata
Menurut Undang-undang
Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1 ; dinyatakan bahwa
wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan
daya tarik wisata Jadi pengertian wisata mengandung unsur yaitu :
1.
Kegiatan perjalanan;
2.
Dilakukan secara sukarela;
3.
Bersifat sementara;
4.
Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan
daya tarik wisata.
Pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990
yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :
1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud
keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah,
hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.
2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan
purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata
tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.
3. Sasaran wisata minat khusus, seperti :
berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan,
sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.
Pariwisata adalah
kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari
kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau
istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain (James J.Spillane,1982:20)
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan,
standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,
sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri
klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi
(Menurut Salah Wahab,1975:55)
Sedangkan pengertian
Kepariwisataan menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 pada bab I pasal 1,
bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada
kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, pariwisata
baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut
Kepariwisataan.
Kepariwisataan juga
dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan kemajuan pembangunan atau
perbaikan pelabuhan pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan
setempat,program program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek sasana budaya
dan kelestarian lingkungan dan sebagainya. Yang kesemuanya dapat memberikan
keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah
yang bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan
juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan
proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau
maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu
kenyataan ditengah-tengah industri lainnya. (Nyoman S. Pendit,2003:33).
B. Otonomi
Daerah
Otonomi daerah adalah
kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pengertian
"otonom" secara bahasa adalah "berdiri sendiri" atau
"dengan pemerintahan sendiri". Sedangkan "daerah" adalah
suatu "wilayah" atau "lingkungan pemerintah". Dengan
demikian pengertian secara istilah "otonomi daerah" adalah
"wewenang/kekuasaan pada suatu wilayah/daerah yang mengatur dan mengelola
untuk kepentingan wilayah/daerah masyarakat itu sendiri." Pengertian yang
lebih luas lagi adalah wewenang/kekuasaan pada suatu wilayah/daerah yang
mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah/daerah masyarakat
itu sendiri mulai dari ekonomi, politik, dan pengaturan perimbangan keuangan
termasuk pengaturan sosial, budaya, dan ideologi yang sesuai dengan tradisi
adat istiadat daerah lingkungannya.
Pelaksanaan otonomi
daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi kemampuan si pelaksana,
kemampuan dalam keuangan, ketersediaan alat dan bahan, dan kemampuan dalam
berorganisasi.
Otonomi daerah tidak
mencakup bidang-bidang tertentu, seperti politik luar negeri, pertahanan
keamanan, peradilan, moneter, fiskal, dan agama. Bidang-bidang tersebut tetap
menjadi urusan pemerintah pusat. Pelaksanaan otonomi daerah berdasar pada prinsip
demokrasi, keadilan, pemerataan, dan keanekaragaman.
BAB III
METODE PENULISAN
A. Pendekatan
penulisan
Karya tulis ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif sebagai pendekatan penulisan.Menurut
baghdan dan taylor dalam moeleong(2003 ;3),metode kualitatif memanfaatkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan objek yang
di amati,Artinya permasalahan yang akan di bahas dalam karya tulis ini tidak
berkenaan dengan angka-angka melainkan uraian-uraian berupa gambaran hasil
pengamatan dan di gunakan untuk membahas permasalahan yang di kaji.
B. Sasaran
penulisan
Sasaran penulisan ini
adalah peran pemerintah sekitar dalam mengembangkan objek wisata air terjun
ini.Serta peran penduduk sekitar dalam mengelola objek wisat yang ada.
B. Sumber data
Sumber penulisan
karya tulis ini di peroleh dari dua sumber yaitu sumberdata primer dari hasil
wawancara dengan pihak-pihak yang terkait.Selain itu juga dari sumber data
sekunder dengan teknik kajian pustska yang di peroleh dari buku ,surat kabar ,internet dan
sebagainya yang relevan.
C. Langkah-Langkah
Penulisan
Langkah-langkah yang
kami lakukan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah :
1.
Menentukan atau memilih topic/ tema karangan
2.
Menentukan tujuan penulisan
3.
Menyusun kerangka tulis
4.
Mengumpulkan bahan tulis
5.
Mengembangkan kerangka tulis
D. Tahap
Penulisan
Tahap tahap dalam penulisan ini sendiri secara umum dapat disebutkan
sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini
adalah :
a.
Observasi
Langkah pertama yang
kami lakukan dalam pengumpulan data adalah melakukan obervasi di salah satu
obyek wisata kecil yakni sendang coyo guna mengetahui potensi yang terdapat
didaerah sendang coyo.
Selain itu observasi yang kami lakukan juga bertujuan untuk mengkaji seberapa
besar obyek wisata sendng coyo mampu menarik minat masyarakat.
b.
Wawancara
Selain
ovservasi kami juga mengadakan
wawancara terhadap pihak terkait guna menjadi sumber pendukung dalam penulisan
karya ilmiah
ini.
c.
Dokumentasi
Pada
tahap ini penulis melakukan pengumpulan data dengan cara observasi pada obyek
wisata tersebut dan mendokumentasikannya sebagai sumber kajian dalam penulisan
karya ilmiah.
d.
Studi Pustaka
Berdasarkan permasalahan yang muncul maka penulis melakukan pencarian
sumber-sumber pustaka yang relevan dengan tema yang kami ambil dari artikel
yang kami unduh dari internet. Sumber-sumber pustaka yang diperoleh kemudian
dipelajari dan dituangkan dalam kajian pustaka sebagai teori yang mendasari
pembahasan dan permasalahan yang dikaji.
2. Menemukan dan Merumuskan Masalah
Berdasarkan kajian pustaka dan ovservasi yang kami laksanakan, tim kami
berhasil mengamati dan menemukan gagasan yakni memanfaatkan kebudayaan sebagai
salah satu alternatif pengembangan potensi obyek wisata. Dari perumusan masalah
tesebut. Tim kami menganalisis bagaimana agar kebudayaan mampu menjadi salah
satu alternaeif pengembangan obyek wisata.
3. Analisis Data
Kegiatan analisis dilakukan dengan pendekatan teoritik berdasarkan hasil kajian pustaka. Proses
analisis data yang dilakukan dalam penulisan karya tulis ini mencakup reduksi
data dan sajian data.
Analisis reduksi data dilakukan dengan menyeleksi, memfokuskan, dan
menyederhanakan yang telah telah diperoleh berdasarkan sumber pustaka. Analisis
ini dilakukan guna mempertegas, meringkas, memfokuskan dan membuang data yang
tidak penting agar kesimpulan dapat diambil.
Setelah melakukan reduksi data kemudian penulis melaksanakan tahap sajian
data. Pada tahap ini penulis menyusun informasi hasil dari tahap reduksi data
kemudian menyajikannya secara lengkap baik data yang diperoleh dari studi
pustaka, maupun dokumentasi kemudian dianalisis sesuai dengan kategori dalam
permasalahan yang ada guna memperoleh data yang jelas dan sistematis. Data ini
kemudian digunakan sebagai rujukan dalam pembahasan dan penarikan simpulan.
4. Merumuskan Pemecahan Masalah
Langkah ini merupakan solusi dari tim kami atas rumusan masalah yang ada
dan kami menyusun semu ini secara sistematis.
5.
Penarikan Kesimpulan dan Saran
Pada tahap penarikan Kesimpulan dan saran penulis menggunakan teknis
induksi berdasarkan uraian pada pembahasan. Berdasarkan pembahasan pula,
penulis merumuskan beberapa saran agar pihak-pihak yang terkait dapat
mempertimbangkan solusi permasalahan untuk dapat direalisasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Lokasi dan
suasana air terjun Dlundung
Air terjun Dlundung merupakan salah satu obyek
wisata yang letaknya di Jawa timur dan tepatnya di dusun Ketapang, desa
Kemloko, kecamatan Trawas, kabupaten Mojokerto. Berbeda dengan air terjun
lainya di Jawa timur, Aliran air dari Air terjun Dlundung tidak begitu deras.
Air terjun yang berada di trawas ini juga mempunyai pemandangan yang sangat
cantik dan tak kalah dengan pemandangan air terjun lainya.
Berada di pegunungan welirang, kita akan merasakan
udara yang sangat sejuk dan juga dingin. Air terjun Dlundung memiliki terjunan
setinggi sekitar 50 - 55 Km.
Dari beberapa sumber yang ada, luas kawasan air terjun Dlundung sekitar 4,5
hektar.
Untuk dapat mencapai tempat ini pun cukup mudah,
karena akses jalanya sudah bagus dan memadai. dibutuhkan waktu waktu kurang
lebih dua setengah jam atau dengan jarak tempuh 60 Km dari kota
Surabaya atau 45 Km dari kota
Malang.
Acuan yang pertama adalah terminal Pandaan. Jika
dari arah Surabaya,
sampai dipertigaan terminal pandaan belok kanan kemudian masuk ke arah trawas
lalu belok ke arah dlundung. Setelah itu kita akan menemui petunjuk berupa
papan besar. Lalu kita lanjutkan perjalanan sekitar 3 Km dengan kondisi jalan yang
menanjak. Sesudah itu kita akan sampai di gerbang air terjun Dlundung.
Setelah itu kita bisa membeli tiket masuk yang sudah
disediakan. Biaya masuk Rp. 6000 dan biaya parkir Rp. 2000. Didekat gerbang
masuk terdapat fasilitas outbond dan juga area untuk camping. Setelah melewati
gerbang masuk kita lanjutkan perjalanan kurang lebih 7 menit. Setelah itu kita
bisa memarkirkan kendaraan dan melanjutkan perjalanan menaiki anak tangga. Tak
beberapa lama kita akan sampai ke destinasi kita. Air Terjun Dlundung.
Kita akan disuguhkan dengan keindahan alam dipadu
dengan cantiknya air terjun yang bisa memanjakan mata dan hati kita. Perjalanan
yang lumayan jauh seakan - akan terbayar dengan melihat Aliran dan gemerciknya
air yang jernih dan begitu indah. Sungguh sangat beruntung jika kita bisa
merasakan keindahan alam yang tuhan berikan kepada kita.
Dan pada intinya. memang udara di area Air terjun
Dlundung masih alami. Untuk itulah kegagahan Air terjun Dlundung memang harus
tercatat di buku destinasi kita
Pengunjung di air terjun Dlundung lebih sepi
dibandingkan air terjun Kakek bodo. Kemungkinan Air terjun Kakek bodo lebih
dikenal oleh masyarakat dibandingkan Air terjun Dlundung. Di area ini terdapat
dua tempat untuk berkemah. Yang pertama dibelakang loket masuk dan yang kedua
dapat ditempuh sekitar 20 menit dari perkemahan yang pertama.
Diarea air terjun Dlundung juga banyak warung -
warung yang menyediakan makanan, jajanan serta minuman. Harganya pun sangat
bervariasi antara Rp. 10000 sampai Rp. 25000. Diwarung ini kita bisa rilek dan
juga menikmati udara Air terjun Dlundung.
Pesan buat kalian untuk jangan buang sampah
sembarangan, jangan rusak tanaman, jaga barang bawakan dan anak-anak anda serta
patuhi peraturan yang telah diberikan oleh pihak pengelola oke?. Happy On
Vacation. (hks)
Air Terjun Dlundung
terletak di Desa Ketapanrame, Kec. Trawas kurang lebih 19 Km sebelah timur laut kota Mojosari. Disekitar tempat
ini terdapat 1 air terjun, yang memiliki tenggi kurang lebih 40 meter, dengan deburan
air yang jernih, hijaunya pemandangan sekitar dan sejuknya udara menjadikan
kawasan air terjun Dlundung terlihat mempesona dan sangat indah.
Sementara itu
disekelilingnya tumbuh pepohonan hijau sebagai tempat tinggalnya kera-kera
hutan, yang tampak begitu asri. Selain sebagai objek wisata tempat ini juga
menjadi bumi Perkemahan yang sangat luas, sehingga menambah daya tarik
pengunjung, khususnya bagi para remaja yang memiliki jiwa petualang dan pecinta
alam air terjun.
Objek wisata Dlundung
sering di jadikan tempat untuk mencari inspirasi. Banyaknya orang yang datang
membuat objek wisata air terjun Dlundung lumayan di kenal tetapi hanya di
lingkungan ssekitar saja sebagai obyek wisata lokal.
Wisata alami ini
belum mendapat polesan dari manusia sehingga alam masih sangat terlihat ilok dan
udar masih tercium segar. Naturalnya tempat ini terlihat dari rimbunnya
pohon-pohon didaerah sekitarnya. Di sekeliling objek wisata air terjun Dlundung
terdapat hutan yang masih rimbun tanpa ada satupun kayu yang di tebangi. Untuk
menuju objek wisata ini membutuhkan tenaga yang ekstra karena jalan menuju
objek wisata ini masih rusak. Keadaan seperti ini dikarenaksn kurang mendapat
perhatian dari pemerintah setempat. Hal ini terlihat dari masih rusaknya jalan
menuju objek wisata tersebut, tidak adanya tempat peristirahatan bagi wisatawan
yang berkunjung ketempat tersebut, tidak adanya tempat pembungan sampah
sehingga pengunjung membuang sampah seenaknya.
Apabila objek wisata
ini di kelola dengan baik maka dapat di pastikan banyak wisatawan yang dating
menikmati keindahan wisata air terjun Dlundung. Pemerintah Kabupaten Grobogan
seharusnya memberi perhatian yang lebih terhadap objek wisata ini, pemerintah
bisa memulai dari memperbaiki akses jalan menuju objek wisata ini, bisa juga
dengan mensosialisasikan objek wisata ini ke daerah-daerah lain agar lebih
banyak lagi wisatawan dari luar daerah yang yang dating. Dengan demikian bisa
menambah penghasilan untuk penduduk sekitar sehingga penduduk sekitar bisa
menambah penghasilan.
Selain dari peran
pemerintah juga di butuhkan peran dari penduduk sekitar. Penduduk sekitar bisa
berdagang di objek wisata tersebut untuk menambah mata pencarian dan menjadi
alternative pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Sebagian besar penduduk di
daerah ini bermata pencaharian petani dan berkebun. Daerah yang begitu indah
namun tidak di kelola dengan baik, sebenarnya objek wisata ini bisa menjadi
alternatif untuk menambah penghasilan penduduk sekitar dan penghasilan daerah.
Pengembangan sector
wisata di daerah Trawas, Kecamatan Trawas, Kabupaten Grobogan ini tidak
berjalan baik. Hal ini dikarena peran pemerintah yang kurang terhadap
penanganan objek wisata air terjun Dlundung. Setidaknya pemerintah mau
mempromosikan kedaerah lain agar obyek wisata air terjun Dlundung lebih
terkenal.
Tapi sayangnya hingga
saat ini objek wisata ini belum mendapat perhatian dari pemerintah mengenai
pembangunan dan pengembangan seperti membangun home stay, fasiolitas umum,
akses jalan ke berbagai sudut Dlundung, serta pengelolaan air bersihnya.
B. Strategi
pengembangan objek wisata Dlundung
World tourism
organization (WTO) telah menggariskan kebijakan pengembangan pariwisata
berkelanjutan yang menitik beratkan pada tiga hal yaitu keberlanjutan alam,
social, budaya ,dan ekonomi. Konsep ini secara jelas menjabarkan bahwa
pengembangan pariwisata tidak boleh merusak alam(subadra 2008).
Selain itu dengan
adanya otonomi daerah peluang daerah untuk mengembangakan daerahnya sendiri
dengan potensi yang ada lebih dari mendukung untuk mengelola wisata ini.
Seperti yang dijelaskan dalam latar belakng yakni kebutuhan manusia akan wisata
semakin banyak sehingga pemanfaatan wisata local menjadi peran pentiing dalam
menangani kebutuhan tersebut.
Berikut ini kami memaparkan diskripsi pengembangan obyekwisata Dlundung sebagai
olternatif wisata local yaitu
1.
Pembangunan dan pengadaan sarana transportasi
Hal ini menjadi hal
yang terpenting dalam pengembangan obyek wisata mana pun. Aset jalan yang bagus
menjadi daya tarik pertama bagi pengunjung untuk kembali datnag melihat panorama
yang ada. Apabila hal ini tidak dilaksanakan seindah apapun tempat tersebut
orang akan merasa malas berkunjung kedaerah tersebut karena keasaan jalan yang
jelek. Akan tetapi sebaliknya, apabila sarana transportasi baik orang merasa
nyaman dalam perjalanan ketempat tersebut dan diharapkan akan menjadi magnet
bagi orang tersebut untuk berkunjung kembali
Pengadaan
transportasi menuju tepat wisata juga menjadi hal penting dalam langkah awal
pengembangan wisata. Hal tesebut dikarenakan tak selamanya pengunjung
menggunakan kendaraan peribadi. Tempat wisata akan lebih meriah apabila ada
transportasi umum yang membawa dan memudahkan pengunjung menuju tempat
tersebut.
2.
Pengadaan sarana dan prasarana dilokasi wisata
Sarana umum juga
menjadi hal terpenting dalam penembagan objek wisata. Sarana umum menjadikan
seseorang nyaman dalam melakukan kunjungan selain itu adanya sarana umum juga
menjadikan orang itu betah untuk tinggal diwiata tersebut. Pengadaan tersebut
meliputi :
1.
Musola
Pengadaan tempat
ibadah musola menjadikan hal yang penting untuk diadakan mengingat kebutuhan
dan kewajiban pengunjung yang mayoritas beragama islam. Selain itu pengadaan
tempat ibadah juga menjadi pendukung orang betah tinggal diobjek serta
menjadikan tempat tersebut layak untuk dipublikasikan.
2.
Toilet
Pengadaan kamar
mandi atau toilet juuga menjadi standar pengelolaan wisata yang bsik karena
melihat kebutuhan manusia yang sewaktu-waktu bisa timbul. Oleh karena itu
pengadaan toilet juga menjadi hal yang vital dalam pengembangan wisata.
3.
Taman
Karena air terjun Dlundung
adalah wilayah hutan maka keberadaan taman akan menambah nyaman suasana sekitar
serta menjadikan lingkungan lebih narural dan alami. Hal ini juga tak
memerlukan biyaya yang ekstra. Tinggal mengelola lokasi saja.
4.
Tempat duduk
Penadaan tempat
duduk atau gazebo juga menambah kesan sejuk dan menjadi daya jual dalam
mempromosikan objek karena dengan adanya fasilitas tersebuut bisa menjadikan
tempat berkumpul keluarga dan sekedar untuk tempat ngobrol.
5.
Jalan setapak
Pengadaan jalan
setapak yang berundak-undak juga mejadi tantangan yang seru terhadap pengunjung
karena disesuaikan dengan medan
yang telah ada didaerah pegunungan. Hal ini menambahkan tantangan bagi
pengunjung yang akan dating.
6.
Tempat sampah
Terakhir adalah
pengadaan tempat sampah. Hal ini enjadi penting bilamana pengunjung yang dating
agar tidak membuang sampah sembarang tempat dan tidak menjadikan objek tersebut
kumuh.
Selain hal tersebut
diatas perbaikan vasilitas yang ada juga perlu ditinjau ulang dan menjadi poin
penting. Seperti peluasan tempat perkemahan dan mengadakan jamboree rutin
diwilayah tersebut selain itu juga pemberian penjaga dan loket masuk untuk
keamanan wisata tersebut.
3.
Sosialisasi terhadap warga
Soaialisasi ini
diadakan bertujuan agar warga mau mempelihara serta merawat objek tersebut.
Selain itu dengan adanya sosialisasi warga menjadi tahu selain memiliki fungsi
wisata daerah tersebut juga bisa menjadi wilayah konservasi dan menjadikan stok
untuk O2 dimasa mendatang.
Selain itu dengan
sosialisasi diharapkan warga tidak akan menebangi hutan lagi karena bisa
memiliki penghasilan tambahan dengan adanya wisata tersebut seperti sebagai
pedagang, petugas keamanan, tukang parker, tukang kebersihan dan lain sebagaunya.
4.
Publikasi wisata oleh pemerintah
Setelah semuatahap
diatas terselesaikan maka langkah terakir yang perlu dilakukan adalah dengan
pemberian sosialisasi oleh pemerintah kepada masyarakat lusa tentang adanya
objekwisata aur terjun Dlundung di daerah ksbupaten Grobogan. Sosialisasi bisa
berbentuk formal dengan adanya seimar wisata kabupaten Grobogan, peringatan
objek wisata Dlundung atau secara non formal seperti publikasi sesame pengurus
pemerintahan derah lintas daerah.
Hal ini menjadi
penting karena dengan ini orang bisa mengenal tenteng wisata oir terjun Dlundung
dan dengan itu daerah tersebut lebih terkenal dan diharap bisa memajukan daerah
terssebut denga potensi wisata.
C. Kajian mengenai dampak pengembangan objek
wisata Dlundung
Apabila objek wisata
ini di kembangkan dan di kelola dengan baik maka dapat di pastikan wisatawan
yang datang ke objek wisata ini semakin banyak tidak terbatas dari wisatawan
lokal tetapi juga dari daerah lain. Semakin banyaknya wisatawan maka akan
menambah penghasilan penduduk sekitar dan pendapatan daerah. Selain memajukan
daerah karena mulai dikenal mayarakat luas hal ini juga bisa menambah
pertumbuhan ekonomi daerah tersebut secara khusus dan member keuntungan
pengunjung secara umum.
D. Peran
Obyek Wisata dalam Mengurangi Angka Pengangguran
Obyek wisata memiliki
potensi besar seperti yang dijelaskan diatas, selain hal tersebut diatas
potensi lainya adalah dengan pengembangan obyek wisata dapat mengurangi angka
penganggurn masarakat sekitar obyek wisata tersebut.
Angka pengganguran
ini dapat berkurang dengan cara yakni penduduk sekitar lokasi bisa membuka
warung makan disekitar obyek wisata tersebut. Selain mengurang penggangguran
bagi dirinya sendiri disini pemilik warung juga bisa mengmbil karyawan guna
membantunya dalam berdagang. Selain itu hal ini juga memberi peluang pada pedagang asongan atau pedagang kecil untuk menjajakkan daganganya didaerah tersebut. Peluamg lainya juga
ada pada masyarakat yang mau menjadi petugas kebersihan, keamanan dan lain
sebagainya.
Potensi area prkir
juga bisa mejadikan mata pencarian yang baru dimana hasilnya
juga cukup besar. Disini potensi parkir tidak berdiri sendiri akan tetapi sudah
bekerja sama dengan penjualan tiket masuk jadi secara jelasnya
tiket sudah termasuk area parkir, sehingga petugas parkir bisa mengambil gajinya dipenjualan loket dengan sistem tergantung kesepakatan masing-masing.
Selain itu juga
penjualan pernak-pernik dan kerjina tangan juga biasa
mengurangi angka pengangguran dengan sistem
sebagai berikut. Masing-masing rumah tangga membuat
pernak-pernik dan kerajinan yang akan dikelola oleh koprasi selanjutnya dari
koprasi mengolah pernak-pernik itu untuk dipasarkan oleh para anggota koprasi
dengan menjualnya disekitar obyek wisata
tersebut.
Dengan demikian selain
mendapatkan penghasilan juga mengenalkan prodak local kemasyarakat umum
sehingga lebih lanjut prodak daerah bisa terkenal keluar daerah.
E. Kelebihan
dan Kekurangan Kebudayaan
Sebagai Pengembangan Obyek wisata Air Terjun Dlundung
Ibarat tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan gagasan ini yakni
memiliki beberapa kekuranganan dan beberapa kelebihan dan dengan kedepannya
kami berusaha meminimalisir kekurangan yang ada dalam gagasan kami. Kelebihan
dan kekurangan dari gagasan kami diantaranya
Kelebihan
1. Memiliki potensi untuk menarik banyak
wisatawan
2. Mengenalalkan obyek wisata lokal
3. Dapat menjadikan wilayah konservasi.
4. Memajukan daerah sekitar
Kekurangan
1. Sarana
dan prasarana masing-masing obyek yang berbeda dan belum tentu mendukung
2. Kurang pekanya mayarakat terhadap potensi yang ada
3. Dana yang dibutuhkan sanngat banyak.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1) Akses untuk menuju objek wisata kurang
mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten grobogan.
2) Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam
pengembangan objek wisata ini meliputi perbaikan jalan,membangun tempat untuk
beristirahat,promosi dan keterlibatan penduduk sekitar dalam rangka mengenalkan
objek wisata ini.
3) Secara teoritis pengembangan objek wisata ini
akan memberi dampak positif bagi pendapatan masyarakat sekitar dan penghasilan
daerah.
B. Saran
Beberapa saran yang
bias kami rekomendasikan adalah sebagai berikut.
Bagi pemerintah kabupaten grobogan untuk
lebih serius dalam memperhatikan objek-objek wisata yang ada di daerah
terpencil,dengan memberikan dana untuk memperbaiki jalan yang rusak serta
mendirikan bangunan untuk tempat istirahat.Selain itu peran penduduk sekitar
juga di butuhkan untuk merawat fasilitas-fasilitas yang ada agar tetap bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Arison . 2008. Pengertian-Pariwisata.Html. http://.Blogspot.com (11 Juni 2009)
Yudhim. 2008. pengertian-pontensi_wisata.Html.
http:// Blogspot.com
(11 Juni 2009)
Wisata dan Budaya. 2009. Situs-dan-Aktivitas-Arkeologis-Bagi.Html.
http://.Blogspot.com (11 Juni 2009)
KATA
PENUTUP
Terima kasih kami tunjukkan kepada pembimbing yang
telah mengajarkan kami bagaimana cara mendapat makalah ini, dengan ilmu yang
diberikan telah mengajarkan bagaimana cara menyusun makalah yang baik dan
benar.
Hormat kami,
Penyusun
1 comments:
I recently visited the AllMachines site, and I found it to be a fantastic platform for anyone in search of high-quality forklifts. Their extensive selection features top brands such as forklift lull and raymond stand up forklift. They also provide a variety of pallet jack electric, perfect for use in warehouses. I highly recommend checking out the hyster h50ut specs, which guarantees excellent handling and efficiency.
Post a Comment