WoW dotA Allstars

This is Description

Thursday, May 28, 2015

Makalah budidaya jamur kayu



BAB I
PENDAHULUAN

1.1      LATAR BELAKANG
Prospek pengusahaan jamur kayu di Indonesia cukup cerah karena kondisi alam maupun lingkungan Indonesia cocok untuk budidayanya. Selain itu, bahan baku untuk pembuatan substrat / log tanam cukup berlimpah dan bibit yang unggul juga sudah tersedia sehingga untuk memulai usaha tidak perlu membeli dari luar negeri.
Sejak tahun 1990 Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki  potensi besar dalam bisnis jamur. Jamur yang banyak dibudidayakan di Indonesia antara lain : Jamur tiram (shimeji), jamur cokelat-hitam (shiitake), jamur kuping (hiratake), dan jamur kompos (champignon).
Selain karena 2 alasan tersebut jamur dibudidayakan ada juga alasan lain kenapa jamur dibudidayakan yaitu nilai manfaatnya yang banyak, selain bisa digunakan sebagai konsumsi / bahan makanan tapi juga bisa dipakai untuk obat-obatan.

1.2      PEMBATASAN MASALAH
Dalam penulisan ini penulis membatasi :
1.      Faktor-faktor apa saja yang menunjang pertumbuhan jamur?
2.      Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan jamur?
3.     
1
 
Manfaat-manfaat apa yang bisa diperoleh dari jamur itu sendiri?
4.      Apa saja langkah-langkah dan bahan-bahan yang digunakan dalam membudidayakan jamur?

1.3      TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui faktor-faktor penunjang pertumbuhan jamur
2.      Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembudidayaan jamur
3.      Untuk mengetahui langkah-langkah dan bahan-bahan apa saja yang digunakan untuk membudidayakan jamur

1.4      MANFAAT PENELITIAN
1.      Untuk menambah bahan bacaan bagi siswa SMAN 1 Trawas, agar mengetahui lebih jauh tentang jamur
2.      Untuk mengetahui apa manfaat dan kandungan nutrisinya

1.5      METODE PENELITIAN
Penyusunan laporan penelitian dengan judul “SISTEM BUDIDAYA JAMUR” ini menggunakan 2 metode yaitu :
1.      Sumber data objektif
Adalah data-data yang diambil / diperoleh dengan mempelajari buku (literatur) yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.
2.      Sumber data objektif eksperimental
Adalah data-data yang diperoleh dari hasil penelitian jamur langsung atau terjun lapangan.
BAB II
LANDASAN TEORI

Lebih dari 70.000 jenis jamur telah dikenal sejak lama. Jamur tersebut umumnya masih hidup liar di hutan, kebun, pertamanan, ataupun pekarangan rumah. Walaupun jenis yang memiliki nilai  ekonomi tinggi masih kurang dari 1%, tetapi potensi jamur di bidang pertanian, kehutanan, industri, lingkungan, bahan makanan, dan bahan berkhasiat obat sangat tinggi. Di beberapa negara, jamur merupakan salah satu komoditas andalan untuk pasar lokal dan ekspor. Contohnya adalah jamur merang, tiram, shiitake, kuping, champingnon, ling-zhi, dan sebagainya.
Di Indonesia jenis jamur yang sudah lama dibudidayakan adalah jamur merang, terutama didataran rendah yang memiliki temperatur antara 26-320. Karena persyaratan budidayanya sangat sederhana maka jamur ini banyak dibudidayakan oleh petani di hampir semua tempat di daerah rendah. Sejalan dengan permintaan pasar yang meningkat maka beberapa jenis jamur, selain jamur merang, kemudian banyak dibudidayakan di Indonesia. Jenis jamur itu antara lain Jamur Tiram (Shimeji). Jamur cokelat-hitam (Shiitake), jamur kuping (hiratake), dan jamur kompos (Champignon). Sejak tahun 1990 Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki potensi besar di dalam agrobisnis jamur, baik dalam bentuk segar ataupun hasil olahannya (jamur kering, serbuk jamur, atau jamur kalengan).
Jamur-jamur yang biasanya dikonsumsi atau jamur yang dapat dijadikan bahan makanan, yaitu :
1.      Jamur tiram (pleurotus ostreatus)
2.     
3
 
Jamur kuping (auricularia polytrecha)
3.      Jamur shiitake (lentinus edodes)
Sementara jamur yang berkhasiat obat yaitu
1.      Jamur ling-zhi / lingshih (genoderma lucidum)
2.      Jamur Maitake (grifolia frondosa)


BAB III
ANALISIS DATA

3.1      PEMBAHASAN MASALAH
3.1.1        FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG PERTUMBUHAN JAMUR
Bibit-bibit yang ditanamkan akan tumbuh menjadi banyak dan menyebar dalam bentuk serat. Dari miselia tersebut akan tumbuh tubuh buah, tergantung pada lingkungan yang menunjang. Oleh karena itu, di dalam pemeliharaan jamur, masalah yang berhubungan dengan lingkungan harus benar-benar dikelola secara baik. Masalah tersebut antara lain :
1.      Air
Di sini peranan air sangat penting karena sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan miselia jamur. Apabila kandungan air terlalu sedikit, pertumbuhan dan perkembangannya akan terhenti sama sekali. Sebaliknya, jika air terlalu banyak maka miselia akan membusuk dan mati.
2.      Sumber nutrien
Jamur memerlukan sumber nutrien atau makanan dalam bentuk unsur-unsur seperti nitrogen, fosfor, belerang, kalium, serta beberapa unsur lainnya. Di dalam jaringan kayu unsur-unsur ini sudah tersedia walaupun tidak sebanyak yang dibutuhkan. Oleh karena itu, perlu penambahan dari luar misalnya dalam bentuk pupuk atau dengan cara lainnya.


5
 
 
3.      Temperatur
Jamur akan tumbuh pada kisaran temperatur antara 22-28 0C. dari beberapa hasil percobaan penanaman, ternyata pada dataran rendah, dengan temperatur antara 28-30 0C pada siang hari, jamur masih dapat tumbuh walaupun agak terhambat dan hasilnya terbatas.
4.      Cahaya
Pertumbuhan jamur sangat peka terhadap cahaya, misalnya cahaya matahari secara langsung. Oleh karena itu, sebaiknya dipilihkan tempat yang teduh, misalnya di bawah pohon pelindung atau di dalam ruangan.
5.      Raising
Usaha untuk mengatur lingkungan yang optimal bagi miselia jamur untuk membentuk “tubuh buah”, misalnya dengan pengaturan temperatur optimal 12-15 0C dan kelembapan antara 94-98 %. Atau dengan merendam substrat tanam selama 3-4 jam di dalam air dengan temperatur antara 11-13 0C.

3.1.2        HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PEMBUDIDAYAAN JAMUR
Sebelum memulai pembudidayaan jamur ada beberapa hal yang harus diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kuantitas maupun kualitas jamur yang dihasilkan.
1.      Sanitasi dan kebersihan lingkungan tempat pemeliharaan, terutama masalah lahan, air dan udara.
2.      Ruangan tempat pemeliharaan
3.      Bahan baku dan bahan tambahan lainnya sebagai bahan pembuatan substrat tanam
4.      Kualitas bibit
5.      Cara budidaya, khususnya yang menyangkut kelembapan ruangan, kadar air, substrat, temperatur ruangan, sistem aerasi, cahaya, kehadiran, hama penyakit.
6.      Pengelola, petugas yang berhubungan langsung dengan budidaya, harus mengutamakan kebersihan, ketelitian, dan kesabaran selama bertugas.
7.      Perlengakapan, petugas dan permodalan yang dibutuhkan cukup memadai.

Selain 7 hal yang harus diperhatikan di atas, adapula faktor-faktor lain sebagai penentu keberhasilan yaitu :
1.      Pilih lahan yang memenuhi persyaratan yang meliputi
a)      lahan yang cukup rata
b)      ketinggian lokasi budidaya optimal
c)      letak strategis
2.      Pilih bibit unggul yang terurai baik
3.      Pertimbangan ketersediaan bahan baku
Sumber bahan baku untuk pembuatan substrat tanam berlimpah dalam bentuk serbuk gergaji kayu (sekitar 90%) dan bekatul (sekitar 3%)
4.      Siapkan SDM yang memenuhi syarat
Tenaga kerja yang diambil sebaliknya yang rajin, cermat, dan cekatan
5.      Tentukan skala usaha
6.      Perhitungan kebutuhan lahan dan bangunan
7.      Perincikan kebutuhan peralatan
8.      Rencanakan pembagian organisasi pelaksana

3.1.3        Manfaat-manfaat dari jamur itu sendiri
Dalam kehidupan manursia, jamur dapat memberikan manfaat langsung dan manfaat tak langsung. Manfaat langsungnya.
1)      Manfaat langsung
Jamur bisa dijadikan sebagai bahan makanan, misalnya :
Ø      Jamur merang (supa pare, paddy straw mushroom)
Ø      Jamur tiram (supa liat)
Ø      Jamur kuping (lember)
Ø      Jamur cokelat hitam (shitake)
Ø      Supa bulan atau suang bulan
2)      Manfaat tak langsung yaitu banyak jamur yang menjadi bagian di dalam pembuatan obat-obatan tradisional misalnya jamu-jamu ataupun obat-obatan modern. Jamur-jamur, yang tergolong manfaat tak langsung antara lain :
Ø      Jamur maitake (grifolia frondosa) ~ untuk obat anti kanker, HIV-AIDS
Ø      Jamur ling-zhi (ganoderma lucidum)
~ untuk bahan obat anti kanker
~ peningkat kebugaran
~ penurun gula dan kolesterol darah
~ pengurai dan pemusnah karsinogen
~ untuk bahan obat gosok / balur
Ø      Supa kakabu
Selain 2 manfaat di atas, jamur juga memiliki kandungan-kandungan nutrisi yang sangat bermanfaat dan memiliki khasiat obat
]     Sebagao bahan makanan jamur mengandung banyak vitamin seperti vitamin (vitamin B1), Ribovlafin (vitamin B4), Niasin, Vitamin C, Biotin, dan sebagainya. Selain itu juga terkandung mineral seperti K, P, Ca, Cu, Mg, serta beberapa mikro elemen lainnya.
]     Senyawa-senyawa yang sangat bermanfaat dan memiliki khasiat pada jamur antara lain lentunar (penurun gula dan kolesterol darah) pada jamur shiitake serta asam ganodermat dan ganodermin cantivirus, anti kanker, pemusnah karsinogen) pada jamur ling-zhi.

3.1.4        Langkah-lankah dan bahan-bahan yang digunakan untuk pembudidayaan jamur kayu.
1)      Pembuatan substrat tanam
Ø      Bahan-bahan pembuatan substrat / log tanam jamur kayu dan alat
a.       Serbuk gergaji kayu (biasanya dari kayu randu, rakasia) {100 kg} ~ sebagai temapt tumbuh jamur dan memanfaatkan kayu sebagai nutriennya.
b.      Bekatul {100 kg} ~ untuk memicu percepatan pertumbuhan tubuh buah jamur.
c.       Gips {1,5 kg} ~ sebagai sumber penghasil sulfat
d.      Kapur {0,5 kg} ~ untuk mengatur pH substrat tanam agar mendekati netral / basa.
e.       Tepung jagung {0,5} ~ untuk pengawetan
f.        Air bersih {40-45%}
g.       Kapas, kertas pembungkus kapas, reng/cincin ~ sebagai penutup
h.       Plastik
Ø      Langkah-langkah pembuatan substrat tanam
1.      Perendaman serbuk gergaji selama 12 jam
2.      Pengeringan sampai sisa kadar air 50%
3.      Pengomposan ~ bahan baku dicampur jadi satu kemudian di compos selama 4-8 minggu dengan tujuan agar semua bahan yang sudah dicampur tersenyawa antara media yang satu dengan media lain
4.      Pengisian ke polibek / ke dalam kantong plastik ukuran 1 kg plastik ujung penutup. Setelah itu mulut kantong plastik di tutup lagi dengan kertas pembungkus / aliminium foil
5.      Sterilisasi substrat tanam selama 4-6 jam sebelum pembibitan dengan tujuan untuk menghambat pertumbuhan semua sajad hidup yang mungkin terbawa bersama bahan baku. Beberapa cara yang digunakan untuk sterilisasi misalnya dengan udara panas yang bersuhu sekitar 100 0C dan tekanan tinggi antara 2-3 atmosfer.

2)      Pembuatan bibit jamur
Ø      Alat dan bahan-bahan pembuat bibit jamur
1)      Biji serealia (gandum, sorgum) atau
2)      Serbuk gergajian kayu (karet, pasang, saninten) atau
3)      Serpihan kayu (karet, pasang, saninten)
4)      Botol / kantong plastik
5)      Serat kapas
6)      Kentang / kaldu kentang deksfrosa / air godogan kentang + deksfrosa
Ø      Langkah-langkah pembuatan bibit jamur
1)      Pembuatan media dasar yaitu tempat untuk menumbuhkan bibit murni sebagai hasil perpecahan spora yang berasal dari kaldu kentang deksfora yang sudah ditempatkan di dalam tabung ataupun labu erlenmeifer yang sudah steril. Bibit murni dapat dimasukkan ke dalam media dasar tersebut.
2)      Pembuatan substrat bibit yang dibuat dari biji sersalia, serpihan kayu, serbuk gergajian, kayu pembuatan subtrat sama dengan pembuatan media dasar hanya berbeda bahan dasar yang digunakan.
3)      Memasukkan bibit jamur ke dalam inkubasi yang bersuhu 24-28 0C selama 5 – 10 hari.
4)      Setelah 10 hari bibit murni yang sudah ditumbuhkan pada media dasar di tanamkan ke dalam substrat bibit secara aseptik / steril dan di simpan lagi ke dalam ruang inkubasi untuk beberapa hari.
Setelah beberapa hari bibit jamur yang di dalam ruang inkubasi di keluarkan dan siap untuk pembibitan atau memasukkan bibit ke dalam polibek berisi substrat tanam dengan cara
1)      Bibit jamur dihancurkan dulu lalu dimasukkan ke dalam plastik polibek substrat tanam yang sudah di sterlisasi
2)      Substrat tanam yang sudah berisi bibit jamur dimasukkan ke dalam ruang inkubasi selama 1 ½ bulan sampai miselium terlihat putih, lalu bisa diletakkan di kandang yang sudah disiapkan dengan suhu 28 – 30 0C selama 4 bulan – 5  bulan / sampai masa panen.


BAB IV
KESIMPULAN

4.1      Kesimpulan
1)      Pertumbuhan jamur sangat tergantung pada lingkungannya. Apabila lingkungannya baik maka bibit-bibit yang ditanamkan akan tumbuh menjadi banyak dan baik juga. Oleh karena itu, di dalam pemeliharaan jamur, masalah yang berhubungan dengan lingkungan harus benar-benar di kelola secara baik, masalah tersebut antara : AIR, SUMBER NUTRIEN, TEMPERATUR, CAHANYA, DAN RAISING.
2)      Dalam pembudidayaan jamur ada beberapa hal yang harus diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kuantitas maupun kualitas jamur yang dihasilkan antara lain : Sanitasi dan kebersihan lingkungan, ruangan tempat pemeliharaan, bahan baku dan bahan tambahan, kualitas bibit, cara budidaya, pengelola, perlengkapan layang yang memenuhi persyaratan, bibit unggul yang terurai baik. Pertimbangan ketersediaan bahan baku, SDM yang memenuhi persyaratan, Menetukan skala usaha, perhitungan kebutuhan lahan dan bangunan, Perincian kebutuhan peralatan,Perencanaan pembagian organisasi pelaksana.
3)     
13
 
Mempunyai manfaat dalam kehidupan manusia antara lain manfaat langsung dan manfaat tak langsung. Manfaat langsungnya jamur bisa dijadikan sebagai bahan makanan dan manfaat tak langsungnya jamur bisa dijadikan bahan-bahan pembuatan obat-obatan tradisional misalnya jamu dan obat-obatan modern. Selain itu jamur juga memiliki kandungan nutrisi yang bermanfaat dan memiliki kasiat obat.
4.2      Saran
Saat ini tidak semua lahan bisa ditanami jenis-jenis tumbuhan jamur, akan tetapi, kita bisa memanfaatkan dan mempraktekkannya di dalam ruang yang tak terpakai dalam keadaan bersih dan lembab. Hanya dengan memanfaatkan serbuk gergajian kayu kita sudah bisa membudidayakan tanaman jamur (jamur kayu).


DAFTAR PUSTAKA
 

15
 
H. Suriawirria Unus. 2000. Sukses Beragrobisnis. Jakarta : Penebar Swadaya.

1 comments:

Unknown said...

terimakasih sangat membantu

Post a Comment

 

My Blog List